Mohon tunggu...
wisnu_ yunanda
wisnu_ yunanda Mohon Tunggu... Guru - mboh

mbooohhhh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Menuju ke Sebuah "Negeri di Atas Awan"

19 Maret 2021   00:27 Diperbarui: 19 Maret 2021   00:40 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saya pribadi sempat mencoba ketiga makanan khas Dieng tersebut dan memang rasanya sungguh sangat nikmat dan jujur membuat penulis ketagihan dan ingin merasakannya lagi.

Tradisi Pemotongan Rambut Gimbal Dieng 

Selain panorama yang indah Dieng juga terkenal dengan wisata budayanya karena Dieng masih mempertahankan budaya asli, salah satunya tradisi pemotongan anak yang memiliki rambut gimbal. 

Tradisi ini dilakukan turun temurun dan masih bertahan hingga saat ini. Masyarakat Dieng percaya bahwa anak yang memiliki rambut gimbal merupakan anak pembawa sial atau mala petaka bagi dirinya keluarga masupun lingkungan sekitarnya, maka harus di sucikan atau dibuang rambut gimbalnya tentu saja bukan asal memotong rambut gimbal tersebut, tetapi harus memlaui berbagai macam persyaratan dan ritual adat tertentu dan acara adat pemotongan rambut gimbal ini biasa disebut dengn Ruwatan/Ruwetan. 

Fenomena rambut gimbal tersebut bukan sengaja dibentuk atau dibuat-buat. Anak rambut gimbal Dieng itu tumbuh dengan sendirinya, tidak perlu ada garis keturunan khusus untuk jadi anak rambut gimbal Dieng. Semua orang bisa saja memiliki rambur gimbal, asal ada keturunan Dieng, siapapun bisa saja berambut gimbal.

Ada sebutan unik untuk anak rambut gimbal Dieng, biasanya mereka dipanggil “anak gembel”. Bukan karena mereka itu tidak dirawat ya, tetapi karena rambut mereka seperti itu maka banyak di kaitkan dengan orang yang jarang mandi. 

Dalam proses pemotongan rambut gimbal biasanya diadakan selama beberapa hari. Proses yang pertama bernama Kirab atau pemotongan rambut, jasaman atau memandikan anak tersebut, Ngalap berkah dan terakhir Larungan atau menghanyutkan potongan rambut gimbal tersebut. 

Dalam melakukan adat ini biasanya yang menjadi peserta atau pemotongan rmabut gimbal ini bukan hanya satu orang anak saja melainkan bisa beberapa anak sekaligus. Dan hal yang membuat saya cukup tertarik yaitu dalam rangkaian acara tersebut si anak yang memilkiki rambut gimbal bisa meminta apapun yang ia mau, dan jika permintaannya tidak dikabulkan oleh keluargnya maka penduduk sekitar percaya  rambut tersebut bisa tumbuh lagi atau bahkan anak tersebut bisa sakit-sakitan. 

Dan hal yang unik anak yang berambut gimbal hanya boleh dipotong jika sang anak sendiri yang memintanya atas kemauan sendiri bukan paksaan dari manapun, jadi anak yang mengikuti acara pemotongan rambut gimbal memiliki usia yang bervariasi bisa sampai belasan tahun. Karena alasan inilah untuk pertama kalinya penulis mengunjungi Dieng. 

Budaya daerah yang masih terjaga apik dan keindahan alam yang sangat mempesona. Disaat daerah yang lain dimana kebudayaan aerahnya mulai tergerus zaman, di Dieng masih terjaga dengan baik.

Telaga Warna 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun