Mohon tunggu...
Raden Muhammad Wisnu Permana
Raden Muhammad Wisnu Permana Mohon Tunggu... Lainnya - Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jadi Operator Photo Copy Tidak Semudah Kelihatannya, Lho!

12 September 2021   20:18 Diperbarui: 12 September 2021   20:28 2117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustarasi Mesin Photo Copy (Sumber foto : www.buyfbm.com)

Saat masih sekolah dan kuliah, saya selalu menganggap pekerjaan operator photo copy itu adalah pekerjaan gampang asal sudah tahu cara menggunakan mesin photo copy, sama seperti saya yang sudah bisa menggunakan komputer karena sudah belajar bagaimana caranya menggunakan komputer sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Kelihatannya gampang banget, cuma menaruh kertas di mesin fotokopi, menyusunnya dengan rapi sesuai urutan yang diperlukan, kemudian dihekter. Beres deh, udah gitu dapat uang.

Semuanya berubah ketika beberapa hari yang lalu, direktur tempat saya bekerja di salah satu perusahaan konstruksi memutuskan untuk menyewa mesin photo copy supaya para karyawan yang bekerja di kantor saya tidak usah nyuruh saya atau office boy kantor untuk urusan photo copy. Selain itu, secara hitungan matematis, jauh lebih murah dibandingkan harus bayar jasa photo copy di tukang photo copy di sekitaran kantor.

Sebagai tenaga adminstrasi proyek yang tugasnya melakukan support pada tim arsitek dan engineering di kantor, saya ditugaskan untuk membantu mereka, salah satunya adalah dengan melakukan print dokumen atau photo copy ke luar kantor. Sejak ada mesin photo copy  di kantor, akhirnya saya menyadari satu hal, yakni, jadi operator photo copy itu tidak semudah yang saya bayangkan. Saya malah suka stress sendiri jadinya. Percayalah.

Tata cara penggunaan mesin photo copy sebetulnya sangatlah mudah. Sebagai generasi mileneal yang sudah terbiasa menggunakan perangkat elektronik dari SD untuk main gim sampai bekerja, dengan cepat saya mudah beradaptasi dengan mesin photo copy yang disediakan oleh kantor. 

Terlebih, saat mesin photo copy tersebut datang, ada teknisinya yang memberi saya coaching clinic singkat. Sejak hari pertama, saya sudah bisa untuk melakukan photo copy, scan dokumen, hingga mengecilkan ukuran photo copy dengan lancar. Saya hanya harus memastikan persediaan kertas ukuran A4 maupun A3 tersedia di laci penyimpanannya saja.

Ketika dimintai untuk photo copy  atau scan dokumen, saya selau merasa senang karena bisa berkontribusi dalam pekerjaan dan sejenak 'me time' dengan menyendiri di pojok ruangan. 

Semuanya lancar hingga ada peringatan pada mesin photo copy yang berkata bahwa kertas yang saya photo copy menyangkut. Untungnya, kertas tersebut tidak menyangkut di dalam mesin, tapi di area keluarnya hasil photo copy sehingga saya harus menyusun dokumen yang sudah saya photo copy dari awal. Saya menghabiskan waktu setengah jam untuk merapikan hal tersebut.

Saya pun akhirnya belajar, jika dimintai untuk photo copy kertas yang sudah lecek, lebih baik melakukan proses photo copy manual dengan menempelkan kertas yang akan diperbanyak pada kaca area area photo copy, jangan pada bagian atas mesin photo copy yang bisa melakukan proses photo copy dengan otomatis, karena banyak halaman yang tidak otomatis diperbanyak karena tidak terdeteksi oleh mesin.

Selain permasalahan yang saya sebutkan di atas, seringkali saya ketika saya lagi konsentrasi photo copy, rekan kerja saya meminta bantuan saya untuk melakukan photo copy sehingga berkas-berkas yang sudah saya photo copy jadi tercampur. 

Masalahnya, sebagian besar berkas yang saya photo copy adalah gambar-gambar teknik arsitektur yang bikin pusing, bukan tulisan yang bisa saya bedakan dengan cepat, jadinya saya harus konsentrasi tinggi ketika lagi photo copy. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun