Saat ini olahraga lari menjadi salah satu olahraga yang banyak dilakukan oleh masyarakat di perkotaan. Olahraga ini banyak dilakukan baik oleh anak sekolah, mahasiswa, orang dewasa, hingga lansia.Â
Olahraga ini dipilih banyak orang karena kamu bisa berlari dimana saja. Olahraga yang satu ini juga banyak dipilih orang adalah karena lari adalah salah satu jenis olahraga yang tidak membutuhkan banyak biaya dalam praktiknya, kita hanya butuh sepatu lari serta pakaian yang bisa membuatmu nyaman dalam berlari.
Dalam olahraga lari, ada yang suka lari di trek lari seperti yang biasa dilakukan warga Bandung di Lapangan Gasibu, Lapangan Saparua, maupun Lapangan Sasana Budaya Ganesha ITB, atau ada yang suka lari keliling kota dengan lari di trotoar atau di pinggir jalan.Â
Nah, di tulisan ini saya akan membandingkan, mana yang lebih baik, dengan berusaha seobjektif mungkin dari pengalaman saya lari selama bertahun-tahun sejak saya masih sekolah.
#1 Kualitas Udara dalam berlari
Saya pikir kualitas udara lari di trek lari jauh lebih berkualitas dibandingkan lari di jalan. Hal ini diakibatkan oleh polusi udara yang disebabkan oleh ratusan bahkan ribuan kendaraan bermotor yang kamu lewati selama kamu berlari di jalan.Â
Berbeda dengan lari di trek lari. Umumnya trek lari yang ada di perkotaan sekalipun dilengkapi dengan puluhan pepohonan rindang yang tidak saja melindungi kamu dari terik panas matahari, tapi memberikan kamu udara yang segar sehingga lebih menyehatkan paru-paru kamu.Â
Niat kita lari kan pengen jadi sehat, kalau kena polusi karena asap kendaraan bermotor kan gak enak.
#2 Efektivitas dalam berlari
Dari pengalaman saya lari bertahun-tahun, lari di jalan itu tidak seefektif lari di trek lari. Contohnya, kalau saya lari di jalan, jarak 5 kilometer itu saya tempuh dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit. Sedangkan ketika saya alri di trek lari, jarak 5 kilometer biasa saya tempuh dengan waktu tempuh kurang dari 30 menit.