Mohon tunggu...
Wisa Irena
Wisa Irena Mohon Tunggu... Mahasiswa Jurusan Televisi dan Film

Suka tenggelam dalam buku, drama, dan film. Pecinta K-pop garis keras dan pengamat kepribadian sambil rebahan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Ungkap Standar Ganda Perempuan dalam Drama Our Unwritten Seoul

1 Juli 2025   20:44 Diperbarui: 1 Juli 2025   20:44 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stigma Perempuan Kuat

Salah satu kekuatan Our Unwritten Seoul adalah keberaniannya mengkritik stereotip "perempuan kuat" dalam budaya populer. Mirae adalah gambaran ideal perempuan mandiri, tahan banting, dan tidak butuh siapa-siapa. Namun di balik itu, ia menyimpan luka, kesepian, dan depresi yang tidak bisa ia ungkapkan bahkan kepada saudara kembarnya sendiri.

Sedangkan Miji yang lebih ekspresif dan jujur dalam menunjukkan perasaan justru dipandang belum dewasa. Hal ini menunjukkan bagaimana standar ganda bahkan merembes hingga ke cara perempuan diizinkan untuk merasa. Tidak ada ruang untuk gagal, tidak boleh terlihat lemah.

Alih-alih membebaskan perempuan dari peran lama, stereotip "perempuan kuat" justru menjadi topeng baru yang membebani. Drama ini mengingatkan bahwa kekuatan bukan tentang menyembunyikan luka, melainkan tentang keberanian mengakuinya.

Tidak Ada Jalan yang Sempurna untuk Perempuan

Our Unwritten Seoul tidak menawarkan akhir yang mutlak, tetapi membiarkan penonton merenung bahwa menjadi perempuan, apa pun bentuk hidup yang dipilih, selalu diikuti tuntutan, ekspektasi, dan standar yang kadang mustahil dipenuhi. Mirae dan Miji menjadi cermin bahwa luka bisa datang dari tempat berbeda, tapi akarnya sama: sistem yang belum memberi ruang bebas untuk menjadi diri sendiri.

Drama ini mengajak kita untuk mengubah cara pandang. Bahwa sukses tak melulu soal karier atau keluarga, tapi tentang hidup yang dijalani dengan makna dan keberanian. Bahwa dunia perlu belajar melihat perempuan lebih utuh, tak sekadar lewat kacamata prestasi atau pengorbanan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun