Mohon tunggu...
wiro naibaho
wiro naibaho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Belajar menulis,

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Politik yang Mengedukasi

26 April 2019   22:51 Diperbarui: 27 April 2019   12:06 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (ANTARA/Yusuf Nugroho)

Kehidupan ini tidak akan pernah terlepas dari proses pembelajaran. Oleh sebab itulah ada istilah "semakin banyak yang dipelajari maka semakin banyak pula yang belum diketahui".

Dinamika yang terjadi di dalam kehidupan, itulah sebetulnya ilmu. Sehingga tidak akan pernah ada ujungnya. Jika keabadian itu ada, maka contohnya adalah sebuah dinamika kehidupan atau perubahan yang terjadi dalam kehidupan itu sendiri.

Proses kehidupan akan berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, baik biotik maupun abiotik, yang kita kenal dengan ekologi.

Dalam bidang sosial lingkup dari sebuah ekologi itu contohnya sebuah negara. Proses ataupun dinamika dari kehidupan tentu saja juga terjadi. Oleh sebab itu, karena negara adalah sebuah sistem yang hidup, maka negara juga perlu belajar dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Seperti halnya berdemokrasi. Suatu negara juga perlu proses belajar berdemokrasi.

Di Indonesia sendiri, proses dari demokrasi itu juga mengalami perubahan. Dinamika ini terjadi tentu saja berdasarkan pengalaman dan pembelajaran yang sudah terjadi sebelumnya.

Mendengar kata demokraasi. "Politik" pasti kata kedua yang muncul dalam pikiran kita.

Dalam pemahaman sebagian orang, politik itu seperti sesuatu yang tidak baik. Dalam praktiknya.

Orang-orang yang terlibat dalam politik dianggap orang-orang yang jauh dari sebuah keadaan spritual yang kurang baik. Atau sering disebut kurang rohaniah jika dalam agama.

Apakah kenyataan demikian? Sebetulnya tidak semua benar demikian.

Sesungguhnya dalam berpolitik itu tidak ada yang salah walaupun dikaitkan dengan kehidupan rohaniah seseorang. Seperti halnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa politik diartikan sebagai pengetahuan tentang ketatanegaraan seperti sistem pemerintahan. Sedangkaln dalam arti yang luas, politik itu adalah tentang hak dan kewajiban setiap warga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi politik sejatinya ilmu yang sangat diperlukan dalam suatu negara. 

Hanya saja kabar-kabar yang sering muncul dari dunia perpolitikan sering tidak mencerminkan politik itu sesungguhnya.

Bukan lagi rahasia umum kabar politik di masyarakat yang paling sering dikonsumsi adalah kabar tidak baiknya.

Seperti terjadinya kecurangan dalam proses mendapatkan kursi di pemerintahan dan wakil rakyat. Adanya praktik money politik yang lalu-lalang di setiap pesta demokrasi. Jadi tidak salah jika mendengar kata politik seseorang langsung berasumsi ke arah yang negatif.

Saat ini, kita tengah menjalani proses puncak perpolitikan di bangsa ini, pemilu. 

Berita yang paling sering muncul di media adalah tentang kubu yang saling menjatuhkan. Dan hal tersebut tentu saja berawal dari pihak-pihak tertinggi dalam suatu kubu tertentu. Sehingga di masyarakat pun, demikian yang terjadi. Dan lebih parah lagi.

Hal ini disebabkan oleh sedikitnya edukasi politik yang diperoleh masyarakat jika dibandingkan dengan besarnya tantangan dari praktik politik yang berlangsung.

Beradu ide dan gagasan untuk membangun bangsa ini, tidak terlihat menonjol dalam setiap proses pemilu. Akibatnya, masyarakat juga tidak melihat persaingan dalam politik itu sebagai suatu ajang demokrasi untuk membangun.

Ketika pun akan memilih. Bisa saja masyarakat memilihnya bukan karena kandidat tersebut yang terbaik atau yang terlayak duduk di kursi pemerintahan dan legislatif oleh ide dan gagasannya.

Efeknya, praktik politik yang tidak baik lebih gampang untuk dilaksanakan.

Edukasi Politik

Masyarakat perlu mendapatkan edukasi politik. Hal ini bisa dilakukan oleh pihak-pihak politikus ataupun pemerintah. Politik itu jangan selalu tentang persaingan kekuasaan yang diberitakan kepada masyarakat. Perlu juga sekali-sekali masyarakat diberikan informasi tentang politik itu sesungguhnya.

Kalau bisa mereka yang selama ini dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh-tokoh politik yang sudah terkenal, yang menyampaikannya. Lebih bagus lagi jika dari politikus yang sering bersaing selama ini yang menjadi narasumbernya. Dan tentu saja harus saling mendukung dalam hal materinya. Jangan pula berbeda pendapat, seperti halnya mereka dalam praktik politiknya.

Di sisi lain politikus juga perlu belajar tentang makna dari politik itu sesungguhnya, sehingga dalam praktiknya berpolitik sesuai dengan arah dan tujuan dari ilmu politik itu sendiri.

Politik yang Mengedukasi

Praktik politik yang terjadi dilakukan oleh politikus harus mengedukasi kepada masyarakat luas. Politik adalah sebuah cabang ilmu. Yang dipelajari oleh orang-orang dengan tujuan, ilmu tersebut berguna bagi nusa dan bangsa.

Politik akan berguna bagi nusa dan bangsa ketika dalam prakteknya mampu memberikan edukasi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Hal ini bisa sebagai pemicu bagi masyarakat untuk melek politik. Juga untuk mengurangi "golput" ketika pesta demokrasi tiba.

Ketika masyarakat teredukasi politik dengan "mantap" maka untuk mempraktikkan politik yang bersih juga akan semakin mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun