Mohon tunggu...
Edbert Wiratama
Edbert Wiratama Mohon Tunggu... Konsultan - CEO

Seorang Enterpreneur sejati yang merintis bisnis sedari awal dan menikmati segala proses dengan ketekunan dan kesabaran.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Keripik vs Kerupuk, Rivalitas Abadi Camilan Renyah

14 Februari 2018   09:33 Diperbarui: 2 September 2019   11:02 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kerupuk - kompasiana

Oke pertama kita coba bahas dulu yuk tentang Keripik. Keripik adalah makanan ringan yang sangat digilai banyak orang. Berbagai industri rumahan juga sempat memanfaatkan momen tersebut karena melihat banyaknya penggemar keripik. Karena prosesnya mudah keripik pun dijual murah. Ditambah lagi saat ini keripik sudah memiliki berbagai rasa unik yang dapat menggoyangkan lidah.

Bisnis rumahan menjual keripik dengan kisaran harga Rp500 -- Rp2.000. Selain prosesnya yang mudah, alasan lain keripik dijual murah karena masih menggunakan kemasan keripik konvensional. Para produsen rumahan membeli plastik kemasan keripik kiloan atau plastik klip sendiri kemudian menyegelnya dengan lilin.

Cara konvensional itulah yang membuat keripik dijual murah. Padahal, menyegel menggunakan lilin sangat berbahaya untuk kesehatan para karyawan saat menyegelnya. Selain itu, sebenarnya kemasan keripik dengan lilin akan membuat tampilan produk kurang menarik. Sering kali kita lihat kemasan keripik terdapat noda hitam bekas pembakaran lilin. Namun, karena dijajakannya melalui warung-warung kecil dengan target masyarakat menengah ke bawah tentu tidak menjadi masalah.

Selain menjadi camilan semata, keripik juga sering lho dijadikan teman makanmu bersama nasi. Banyak orang yang kurang bersemangat menyantap nasi jika tidak dipadukan dengan makanan yang renyah seperti keripik. Apalagi jika makanan terasa hambar, keripik balado akan semakin membuat Anda bersemangat menyantap menu makan Anda.

Selain itu, makanan renyah yang biasanya menjadi teman saat makanan adalah kerupuk. Siapa yang tidak mengenal kerupuk? Hampir setiap provinsi di Indonesia memiliki kerupuk dengan rasa yang khas. Kerupuk sebenarnya lebih lazim dipadukan saat memakan nasi. Nah, jika kerupuk tidak ada memanfaatkan keripikpun tidak menjadi masalah.

Sama seperti keripik, kerupuk juga berasal dari berbagai olahan. Kerupuk yang terkenal misalnya dari olahan ikan dan udang. Kerupuk mentah dari kedua jenis bahan tersebut mudah Anda temukan di warung dan pasar. Namun, jangan khawatir saat ini sudah banyak kok warung-warung yang menjual kerupuk jadi, sehingga Anda dapat dengan mudah langsung mengonsumsinya.

Lalu sebenarnya apa perbedaan keripik dan kerupuk?

Kedua camilan ini sebenarnya "beda alam dan beda dunia", namun bisa dibilang rivalitas keduanya di bidang peKulineran sudah cukup punya nama lho. Banyak orang yang sering salah kaprah dengan yang namanya keripik dan kerupuk, padahal jika di telisik keduanya sudah pasti berbeda. Perbedaan makanan ringan keduanya tidak hanya terletak pada huruf vokal penamaan, yaitu "u" dan "i", tetapi juga pada proses pembuatannya. 

Keripik pada umumnya memiliki bahan baku sayuran, umbi, atau buah yang dipotong tipis-tipis lalu di beberapa olahan juga sering menggunakan lapisan tepung kemudian digoreng langsung. Namun, keripik lebih sering digoreng tanpa balutan tepung karena masih mempertahankan tekstur aslinya agar lebih renyah.

Keripik memiliki berbagai rasa yang menonjol. Meskipun berasal dari aneka bahan, keripik sering mendapatan sentuhan tambahan rasa. Misalnya seperti keripik singkong cokelat, keripik pedas asin, keripik asam, atau keripik yang tanpa tambahan bumbu, yaitu keripik gurih. Apa pun aneka rasanya, keripik tetap bertahan di lidah masyarakat Indonesia.

Sedangkan kerupuk adalah makanan yang dibuat dari adonan tepung tapioca dicampur dengan berbahagi bahan pangan seperti ikan, udang, umbi, sayuran, dan lain-lain. Setelah dicampurkan olahan tersebut dikukus lalu dipotong tipis-tipis. Setelah itu, kerupung dikeringkan, lalu digorengkan sampai mengembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun