Mohon tunggu...
wira susmala
wira susmala Mohon Tunggu... Mahasiswa aktif

Menulis dan mengamati hal-hal kecil yang sering dilewatkan orang. Senang rasanya bisa membaca opini, merangkai narasi dari keresahan sosial, dan sesekali bikin konten dari sudut pandang tajam tapi tetap humanis. Aku berpikir kritis, peka terhadap isu-isu publik, dan nggak gampang ikut arus, lebih suka menggali sesuatu sampai tuntas sebelum berkomentar. Topik favoritku berkisar seputar politik lokal, dinamika birokrasi, dan cerita-cerita warga kecil yang sering luput dari sorotan media besar. Buatku, jadi 'jurnalis rasa rakyat' itu bukan sekadar gaya, tapi caraku mencintai kebenaran.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Menelisik Demokrasi Tanpa Oposisi: Catatan Kuliah Lapangan dan Praktikum Sinau Politik Bareng Wawali Cak-Ji

4 Juli 2025   08:23 Diperbarui: 4 Juli 2025   08:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Cak Armuji saat menjelaskan terkait koalisi dan oposisi di Surabaya

Surabaya, 23 Juni 2025 --- Bertempat di Gedung Graha Sawunggaling lantai 6, Pemerintah Kota Surabaya bersama mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya menggelar kuliah lapangan dan praktikum bertajuk "Sinau Politik Bareng Wawali Cak-Ji". Kegiatan ini merupakan bagian dari praktikum mata kuliah Sistem Politik Indonesia dan menjadi ruang pembelajaran yang mempertemukan teori politik dengan realitas praktik pemerintahan di lapangan.

Mengusung tema besar "Logika Berpikir dalam Proses Koalisi Maupun Oposisi Partai-Partai Politik dalam Pemerintahan: Buah Simalakama Logical Fallacy Menuju Pragmatisme Politik dan Authority Fallacy", para mahasiswa diajak mengkaji secara kritis fenomena politik lokal, khususnya terkait absennya oposisi formal di DPRD Kota Surabaya.

Koalisi Total: Keseimbangan Demokrasi yang Terancam

Dalam pemaparan dari dua mahasiswa Kelompok 2, Sasa dan Wira, terungkap bahwa seluruh fraksi di DPRD Surabaya saat ini tergabung dalam barisan koalisi pemerintahan. Kondisi ini memunculkan pertanyaan fundamental: jika semua fraksi berada dalam koalisi, siapa yang akan menjalankan fungsi pengawasan terhadap eksekutif?

Fenomena serupa juga terjadi di tingkat nasional. Koalisi Indonesia Maju (KIM) saat ini menguasai 81% kursi di DPR RI, menyisakan hanya 19% untuk oposisi. Ketimpangan ini dinilai berpotensi melemahkan mekanisme check and balance yang menjadi pilar utama sistem demokrasi.

Isu-isu strategis seperti pengesahan RUU TNI dan gerakan penyelamatan Raja Ampat pun menjadi sorotan. Dalam kedua kasus tersebut, suara penolakan dan kritik justru lebih nyaring datang dari masyarakat sipil ketimbang dari partai politik, yang seharusnya menjadi penyeimbang kekuasaan.

Fallacy Politik dan Pilihan Pragmatis

Diskusi ini juga mengangkat dua bentuk kekeliruan berpikir (logical fallacy) yang sering muncul dalam praktik politik:

Authority Fallacy: keyakinan bahwa setiap kebijakan pasti benar hanya karena berasal dari otoritas pemerintahan.

False Dilemma: pandangan sempit bahwa partai politik hanya punya dua pilihan---bergabung dalam koalisi atau terpinggirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun