Di tengah tren anak muda yang berlomba membangun startup digital, langkah I Nyoman Wiraraja Krisna Ramadhan terasa berbeda.
Alih-alih sibuk mengejar dunia aplikasi dan teknologi konsumen, pria yang kini menjadi pendiri Wiraraja Inovasi Indonesia ini memilih jalur yang lebih sunyi  membangun industri manufaktur kertas dari nol.
Keputusan yang bagi sebagian orang mungkin terdengar aneh. Tapi bagi Wira, panggilan akrabnya, inilah bentuk nyata dari keberanian untuk berubah arah dan berpikir jangka panjang.
Dari Coffee Shop ke Pabrik Kertas
Sebelum dikenal sebagai pengusaha industri, Wira memulai kariernya di dunia yang jauh berbeda.
Ia pernah mengelola coffee shop, menjual parfum handmade, hingga berkecimpung dalam bisnis kecil yang berfokus pada gaya hidup.
Namun perjalanan itu justru memberinya pelajaran paling berharga  bahwa bisnis yang kuat bukanlah yang sedang tren, melainkan yang punya sistem dan nilai yang bisa bertahan.
Sekitar tahun 2023, titik balik itu datang. Wira memutuskan untuk mendirikan Wiraraja Inovasi Indonesia, sebuah perusahaan manufaktur yang fokus pada produksi roll paper seperti thermal roll, HVS roll, dan NCR roll.
Ia melihat sesuatu yang sering terlewat: hampir semua transaksi di toko, rumah sakit, dan restoran di Indonesia menggunakan roll paper, namun sebagian besar produknya masih berasal dari impor.
"Kalau kita bisa bikin sendiri dan menjaga kualitasnya, kenapa harus terus beli dari luar negeri?" begitu ia sering mengatakan.
Bagi Wira, industri lokal harus berani naik kelas.
Mindset Startup di Dunia Manufaktur
Perjalanan Wira di dunia startup memberinya pondasi berpikir yang khas.
Ia pernah bekerja sebagai Impact Analyst di Warung Pintar Group, di mana ia mendalami analisis data dan dampak sosial bagi UMKM.
Kini, ia juga masih aktif sebagai Marketing Tech Professional, mengelola CRM, automation, dan strategi pertumbuhan di berbagai proyek startup.
Mindset berbasis data itu kini ia bawa ke dunia industri.
Di pabriknya, ia menerapkan sistem operasional yang efisien, berbasis monitoring digital dan manajemen data.
Baginya, perbedaan antara startup dan pabrik hanya pada bentuk output  sementara cara berpikirnya tetap sama: agile, measurable, dan data-driven.
"Inovasi bukan cuma soal ide baru," ujar Wira dalam salah satu perbincangan.
"Tapi soal gimana lo berani ngelakuin hal sederhana dengan cara yang lebih baik."