Mohon tunggu...
Winny Gunarti
Winny Gunarti Mohon Tunggu... Dosen - Penulis, Peneliti, Pengajar di Universitas Indraprasta (UNINDRA) PGRI, Jakarta

E-mail: winny.gunartiww@unindra.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pameran Varna Aksara, Menemukan Makna dalam Variasi Warna

10 Maret 2024   08:42 Diperbarui: 10 Maret 2024   10:01 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dkv unindra

Kata orang, hidup adalah penuh warna. Makna "warna" mungkin diartikan sebatas ragam persoalan manusia atau ujian kehidupan. Namun, di dalam kesenian, seni warna lebih dari sekadar luapan ekspresi atau sensasi pada indera penglihatan yang menyenangkan. Alih-alih bersikukuh dengan satu pilihan warna, variasi warna justru dapat menggiring seseorang untuk memasuki pengejawantahan makna warna yang lebih mendalam.

Itulah kekuatan visual dari unsur warna. Oleh karena itu, Pablo Picasso mengatakan "Jika saya tidak memiliki warna merah, saya menggunakan warna biru". Atau dengan kata lain, melalui unsur warna, ada banyak cara untuk menerjemahkan maksud yang bersifat intangible.  

Warna pun menjadi salah satu unsur seni rupa yang paling relatif, karena ia ada dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Di dalam objek desain, ia ikut membangun pesan dan mengasah kepekaan rasa, bukan semata-mata menciptakan keindahan.

Kekuatan visual warna inilah yang menjadi tema besar dalam Pameran "Varna Aksara", di Contemporary Art Gallery,  Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. 

Karya-karya di  pameran tersebut merupakan hasil kerja mahasiswa Desain Komunikasi Visual, Universitas Indraprasta PGRI, hasil praktik dari mata kuliah Desain Elementer Dwimatra, mulai dari angkatan 2019, 2020, dan 2023.  Berkat dukungan dari TMII, total ada 115 karya yang berhasil dipajang, dengan dua karya instalasi. Keseluruhan karya tersebut memiliki benang merah berupa pengekspresian nirmana dalam aksara.

Menurut Ndaru Ranuhandoko, selaku Ketua Panitia Pameran,  "Memahami aksara bukan sebatas simbol sebagai sistem penulisan suatu bahasa. Tetapi aksara dapat dijadikan sebagai media untuk  belajar komposisi warna, menggunakan bahan cat, dan menerapkan segala unsur desain, mulai  dari bentuk, titik, garis,  bidang, ataupun gempal. Juga mampu memahami prinsip desain kesatuan, keseimbangan, dan lainnya, sehingga masyarakat secara umum juga dapat memahami dasar-dasar dari penerapan desain komunikasi visual, yang  bisa diterapkan di bidang lainnya, seperti fotografi, atau  animasi". Karya-karya yang dipamerkan di antaranya menggunakan gaya dekoratif, memainkan efek tekstur, cipratan cat, dan eksperimen dari berbagai komposisi warna.

Di dalam ilmu desain, warna  memang menjadi bagian integral dalam semua elemen desain. Unsur warna kerap tidak bisa berdiri sendiri. Penampilan suatu warna selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh warna lain di sekitarnya. 

Untuk menciptakan sebuah komposisi warna yang menarik dan menyenangkan, diperlukan latihan dan proses pengalaman yang berkesinambungan, sampai memiliki "penguasaan terhadap warna", dan bukan hanya teori saja. Eksperimen pun perlu dilakukan secara berkala mengikuti perkembangan zaman. 

Kemampuan membandingkan sifat warna, nilai warna, dan komposisi warna, tidak cukup hanya dengan melihat (seeing), seperti mengandalkan piranti instan yang banyak beredar di aplikasi di komputer. Tetapi juga perlu belajar merasakan (feeling). 

Pengalaman bersentuhan langsung dengan warna, akan melatih kepekaan dan meningkatkan kreativitas dalam menciptakan karya-karya desain yang lebih "kaya" dan "hidup", demi mencapai tujuan yang diinginkan. Hal-hal itulah yang dipelajari di dalam desain elementer dwimatra dan trimatra.

Santi Sidhartani, selaku Ketua Prodi DKV juga menyatakan, bahwa "Ini adalah salah satu bukti nyata kiprah DKV Unindra dalam pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang seni dan desain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun