Mohon tunggu...
WIWIN MYS
WIWIN MYS Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai

Ingin Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minat Kaum Muda Terhadap Pertanian di Indonesia

12 Juni 2023   12:54 Diperbarui: 12 Juni 2023   13:05 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Petani di Kecamatan Batujaya, Kecamatan Karawang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pertanian telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia selama berabad-abad, namun dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan penurunan minat yang signifikan dari kaum muda di Indonesia terhadap sektor pertanian.

Generasi muda lebih memilih untuk mencari peluang di sektor lain seperti teknologi, bisnis, dan industri kreatif. Dalam tulisan ini, kita akan mencoba memahami alasan yang ada di balik penurunan minat ini, serta membahas dampak buruk yang dapat ditimbulkan terhadap pertanian dan masyarakat secara keseluruhan.

Data statistik menunjukkan penurunan yang signifikan dalam minat kaum muda terhadap pertanian di Indonesia. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2022, hanya sekitar 10% dari total populasi petani Indonesia yang berusia di bawah 35 tahun. Ini menunjukkan adanya kesenjangan generasi dalam sektor pertanian, dengan kaum muda yang enggan memilih pertanian sebagai pilihan karir.

Ada 2 faktor utama yang dapat menjelaskan penurunan minat kaum muda terhadap pertanian. Kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Faktor pertama adalah adanya persepsi negatif terkait dengan pekerjaan di sektor pertanian. Banyak generasi muda yang menganggap bahwa pertanian adalah pekerjaan yang berat, rendah prestise, dan memiliki penghasilan yang rendah. Pandangan ini telah membuat mereka kurang tertarik untuk terlibat dalam pertanian. Bahkan jika mereka memiliki latar belakang keluarga petanipun, keluarga mereka akan menyuruh mereka untuk bekerja di luar sektor pertanian.

Faktor kedua adalah kurangnya akses terhadap modal dan teknologi pertanian juga menjadi kendala bagi kaum muda yang ingin terjun ke dalam sektor pertanian. 

Banyak petani muda yang tidak memiliki akses ke sumber daya seperti lahan yang subur, modal usaha, peralatan modern, dan pengetahuan teknis yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Hal ini telah membuat minat mereka semakin berkurang, karena mereka menghadapi hambatan yang sulit untuk diatasi.

Dampak buruk dari menurunnya minat kaum muda terhadap pertanian sangatlah serius. Menurunnya minat kaum muda terhadap pertanian di Indonesia dapat menyebabkan penurunan produksi pangan secara keseluruhan. Pertanian adalah sektor yang vital dalam menyediakan pangan untuk penduduk Indonesia yang terus bertambah. Dengan kurangnya minat dan partisipasi kaum muda, kita menghadapi resiko penurunan produksi pangan, yang pada akhirnya dapat mengarah pada masalah kekurangan pangan dan kenaikan harga pangan.

Selain itu, penurunan minat kaum muda terhadap pertanian di Indonesia juga dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. 

Pertanian memberikan sumber penghidupan bagi jutaan petani di Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di pedesaan dan daerah terpencil. Jika minat kaum muda terus menurun, maka petani yang ada saat ini akan menua dan tidak ada generasi penerus yang siap  untuk mengambil alih, sehingga bukan tidak mungkin bahwa kita akan kehabisan petani di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun