Mohon tunggu...
Windu Hernowo
Windu Hernowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Post stroke Survivor retired from QHSE Manager at Schlumberger. Modern Safety Management Consultant http://hernowo1.wordpress.com/. Actively involved in Yayasan Stroke Indonesia and co-founder of LSM-Himpunan Peduli Stroke. Now doing experiments and writting novel =>http://fathirmuqodas.wordpress.com Pemerhati masalah sosial, ekonomi da politik diluar olah raga dan manajemen

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pembunuh Itu Ternyata... (Novel Asli "Cincin Naga Elder dan Belati dari Persia") Eps. 09

9 Januari 2012   23:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:06 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Penulis: Windu Hernowo

Penyunting: Indiepro

Tata Letak: Dani Ardiansyah

Cover: Dani Ardiansyah

ISBN: 978-602-9142-34-1

Di ruang reserse kantor Polisi Resort Jakarta Selatan,letnan Sukamtomembolak- balik file pembunuhan yang telah diarsipkan sebelumnya. Belum lama letnan Sukamto mempelajari arsip pembunuhan di wilayah Jakarta Selatan, dua orang masukl ke ruangannya.

Selamat pagi, Letnan”, sapa Paul dan Kate

“Pagijuga,silahkanduduk”,kataLetnanSukamtosambilmenarikkursi didepannya.

Sesuai saran, saya dan Paul sudah berhasilmenyelidikipasien-pasiendi rumah dokter Sitompul”.

“Hasilnya bagaimana?”.

“Kami curiga dengan satu orang wanita berambut emas yang ada di sana”, kata Kate dan Paul “Dia memiliki wajah yang sama dengan orang yang ada di kereta api dan di hotel waktu itu”.

“Bagus, terus rencana kalian apa?”

“Sayayaqinitu adalahpasiendokterSitompul,dan Sayaakanmasukke ruang dokter, dan mengorek daftar nama-nama dan alamatpasien yang saat ini diterapi disana”

“Bagaimanakalian bisa,sedang ditanyapolisi saja dia tidak maumembeberkan rahasia pasiennya?”

“Saya punya seribu akal untuk mendapatkannya", kata Kate

Ok, good luck, dan hati-hati ya……!!!” “Baik , Letnan”.

MenurutKate dan Paul,merekamempunyairencanayangmatang untuk mampu mengorekdaftarnamapasienndi rumah dokterSitompul.Di dalamrumah Paul mereka mengatur strategi.

“Begini, nanti saya masuk sebagai pasien dan ikuti pergerakan saya didalam ruang praktek dokter Sitompul”, kata Kate

Baik, namun kamu harus waspada dan sering-sering melihat keluar jendela terus untuk melihat aba-abaku dari luar”, kata Fahri

Selesai mengatur strategi, mereka berdua meluncur ke rumah dokter Sitompul. Kate masuk pintu rumah dokter itu, sedangkan Paul dan Fahri berada diluar mempersiapkan semua peralatan rekamnya. Setelah menunggu delapan orang, Giliran Kate masuk ke ruang dokter, mendapat giliran terakhir. Malam sudah mulai gelap, dan Kate sudah berada didalam ruang periksa dokter Sitompul.

“Ada keluhan apa kamu menemui saya?”, tanya dokter Sitompul

Saya sering bermimpi aneh sejak melihat pembunuhan itu”, kata Kate

Ceritakan tentang mimpi-mimpimu itu”, kata dokter

“Saya sering didatangi lelaki yang tubuhnya besar dan membawa pisau, serta memintaku untuk membungkuk membelakanginya dan dia mengasah pisaunya dipunggungku”

“Terus bagai mana?”

“Terusnya aneh…”

“Aneh bagaimana?”

“Ya aneh perasaan saya”

“Iya perasaanmu bagaimana?”

“Apakah dokter bisa memegang rahasia?”

“Tentu,apapunyang kamu ceritakanataupunlakukandidalamruangansaya ini pasti tidak akan kemana-mana”

“Bolehkah saya melepas mantel saya dihadapan dokter?” “Silahkan”

Katemelepasmantelnyadidepandokter,tinggalpakaiandalamnyasajasambil melirik nakal. Sekali-kali ia melihat tanda dari Paul di luar. Di gerumbul rerumputan di luar jendela,Paulmerekamsemuakejadianyangadadiruangandariluar.Katemelempar mantelnya ke ujung tempat tidur periksa di sebelah jendela. Paul memberi isyarat agar Kate lebih ke tengah.

Di hdapan dokter Sitompul, kate tinggal mengenakan lingerie berupa bra dan celana dalamnya yang dua-duanya berwarna hitam

Terus dalam keadaan setengah telanjang begini, orang besar tadi mengasah pisau di punggungku. Tetapi Aneh…”

“Anehnya apa, teruskan…”.Tanya dokter memandang punggung yang putih mulus itu

“Anehnya, dengan pisau diasah dipunggungku, saya tidak merasa takut tetapi……”

“Tetapi apa, teruskan…”

“saya…….Tetapi saya justru merasa terangsang…Apakah dokter bisa merasakan perasaan”

“Saya…..”dokteritutidakmeneruskankalimatnya,bibirnyatergigitolehgiginya sendiri, menahan gejolak hatinya.

“Dokter,ijinkansayamemakairuangkerjaandauntukmelapisibedaksaya sebentar, dan setelah saya kembali saya harap dokter sudah berada di tempat tidur yang ada mantel saya…..”

Katemembukapintudi sebelahkamarperiksayangmerupakanruangankantor. Setelah masuk, dia menuutupdan menguncikembali pintu itu. Dia membukabuku besar yang terhampar di meja kerja, mencocokkan nama-nama pasien dan mencari-cari kartu pasien di dalam laci alamat. Setelah ia menemukan apa yang di cari, ia membuka kunci pintu kamar itu kembali ke dalam ruang periksa, dan memanggil-manggil…..

Dooook,dokteer……”tidakadasuarabalasanapapun.Sudahtidakadasatu orangpundisitu.Diamngeluarkankepalanyasedikitdanberteriak:“DOKTER…., DOKTER” , masih tidak ada jawaban. Kate melihat tgempat duduk dokter tadi sudah kosong. Kembali ia berteriak dengan nada takut sekarang :

Dok…..dokter…..”, masih belum ada suara, apa lagi orangnya juga sudah tidak terlihat. Dia keluar dari ruang kerja menuju ruang periksa dan mendekati jendela. Dari luar jendela Fahri melihatada wanita pembunuhberambutemas berjalan mendekati Kate dari belakangdenganmengacungkanpisau.Dalamkadaanremangremang Katejugabisa melihatnya secara kabur dari bayangan kaca jendela , dan Paul memberi isyarat agar Kate lari keluar ruangan.

FahriberteriakmenyuruhKateberlari.Namuntiba-tibamulutnyaadayang membungkamdaribelakang.SekilasKatemelihatSeseorangdenganjakethitam membungkammulutPauldanmengacungkanpistolkearahnya,dan…..Katesangat ketakutan melihat itu semua. Dia terkulai layu dan jatuh pingsan saking takutnya melihat ada dua bahayasekaligusdihadapan dan dibelakangnya.

Melihat itu, Fahri yang diluarberteriakmenyuruhKateberlari.Namuntiba-tibamulutnyaadayang membungkamdan BegituKatepingsandan terjatuhdi lantai, tiba tiba “Dor”, pistol dari  orang berjaket hitam diluar menyalak menembus kaca jendela dan mengenai wanita berambut emas dibelakang Kate. Peluru itu tepat bersarang di jantung wanita pembunuh berambut emas setelah memecahkan kaca jendela.

Dua orang dari pintu dan satu polisi daru taman memasuki ruang periksa dokter dan berdiri tepat didepan mayat perempuan berambut emas yang tertembak tadi.Wig , rambut palsuyang terpasangdi kepalawanitaitudilepasnyadan terlihatwajah dokterSitompul dengan pakaian wanita dibalik wig.

Menurut tim psikologi polisi beberapa setelah kejadian itu, Dokter Sitompul adalah seorang Transvestit , dimana ia seringmengenakan pakaian lawan jenisnya. Istilah lainnya untuk perilaku ini adalah cross dressing-silangpakaian.Orangyangberpakaiansepertilawanjenisnyadengantidak ada kecenderungan transeksual danhanya mencari kepuasan psikososial (seperti mengekspresikan diri) biasanya disebut cross dresser. Kalau ada unsur mencari kepuasan atau kegairahanseksualdengancaramemakaipakaianlawanjenis(bukancumadipegang- pegang), ini namanya sudah beda lagi, yaitu fetishisme transvestik. Kebanyakan pelakunya adalah pria heteroseksual yang sudah menikah, wanita lebih jarang.

Masalahnya adalah begitu ada orang yang mendekati dokter Sitompul secara seksual, pribadi wanita didalam dirinya marah dan mengamuk. Saya pikir perlu untuk dilakukan test sebelum masuk Fakultas Psikologi dan Kedokteran di Universitas.

Selain test kesehatan ragawi perlu jega ditest kesehatan jiwa, terutama :

1.Test terhadap Kecenderungan sifat Transeksual

2.Test kecenderungan memiliki pribadi Ganda

=================================

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun