Mohon tunggu...
Windu Hernowo
Windu Hernowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Post stroke Survivor retired from QHSE Manager at Schlumberger. Modern Safety Management Consultant http://hernowo1.wordpress.com/. Actively involved in Yayasan Stroke Indonesia and co-founder of LSM-Himpunan Peduli Stroke. Now doing experiments and writting novel =>http://fathirmuqodas.wordpress.com Pemerhati masalah sosial, ekonomi da politik diluar olah raga dan manajemen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Horee... Ada Warga Rangkat Hendak Nikah

21 Oktober 2012   03:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:35 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1349666333907913750

Seperti biasa, warga desaselalu berkumpul di pos ronda Rangkat. Tidak terecuali sore ini, setelah mencangkul di sawah dan ladang serta pekerjaan lainnya, Pak Nov hadir ikut mencicipi kripix rangkat kiriman juragan kripix Sekar Mayang yang sudah diexport ke luar rangkat yang dihadirkan di pos ronda untukmemperingati Ulang Tahunke dua bersama beberapa orang warga yang sudah hadir duluan.

“Kletak…kletik….Aduuuh…. kok tumben ada yang keras…” teriak Aa Hans Kades Rangkat, yang energik

“Hua..ha…ha…ha” spontan Bocingdan bang Ibay terbahak melihat Aa kades meringis memegang pipi rahangnya.

“MakanyaAa Kades musti melek kalo makan, jangan meremgituuuuu”, goda bang Ibay

“Bociiiiiing,…………………….“ teriak Aa Kades “ Pasti ini Bocing yang ngerjain…………..” . Seperti biasa Bocing sudah menjauh berada 5 meter jauhnya dari Aa Kades, menghindari serbuan Aa Kades atas tindakan usilnya.

“Aa Kades kelaparan ya, serutan kayu dimakan juga………… ”, teriak Bocing dari Jauh.

Kontan seluruh warga yang kumpul di pos ronda jadi tertawa terbahak-bahak.

“ Awas kamu Bocing, …. KTP barumu gak bakalan ditanda tangani pak Kades….” Teriak bang Ibay berseloroh sambil melempari sisa Bocing serutan kayu yang ada di plastic yang diikuti seluruh orang di pos ronda.

“Ampun…ampuun, ampuuuun “ hanya itu teriakan Bocing yang keluar sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Tiba2 pak Nov menyeruak ke tengah kerumunan di pos Ronda sambil menabuh gelas dengan sebuah garpu:”Ting,ting,ting……..”,suara gelas dipukul nyaring. Semua diam…., hening tanpa suara…………

“Wah … gawats……Papih marah nih “ kata Aa Kades……

Semua terdpaku, dan saling berpandangan……..

“ Gara2 Bocing sih”

“Iya Bocing……”riuh rendah Suara bersahut-2an menyalahkan Bocing…

Bocing hanya tertunduk lesu mendengarkan lemparan kesalahan warga diPos Ronda. “Duuh Gustiiiii, apa lagi ini nanti……”,katanya dalam hati.

“Saudara sodare, Begini….”suara keras pak Nov memotong suara yang lain.Situasi kembali tenang tanpa suara

“Hari ini saya mendapat berita gembira, bahwa dua warga kita akan melangsungkan pernikahan dalam beberapa hari kedepan”.

Yang pertama, adalah ki Dalang Rangkat yang berhasil menyunting gadis cantik di desa kita sendiri.

“Wah ki Dalang INI Peletnya kuat juga ya …..????” celetuk seseorang

“Hush, tunggu dulu !!!, jangan ngomong sembarangan”, bentak pak Nov menghentikan suara itu:

Yang kedua anak santri kita si Elhida, berhasil mempersunting gadis tetangga kita”. “Untuk itu marilah kawan2 kita bantu pelaksanaan pernikahan mereka nanti di Desa Rangkat”

“Kita barengin aja papa”, bang Ibay nyeletuk ……

”Iyaaa….Iya……. barengin aja” ,sahut yang lain

“ Tunggu dulu……., ki dalang itu adalah dalang yang umumnya ngugemi (mematuhi) pakem budaya jawa yang kuat, seperti misalnya masalah weton atau neptu.”

Pertama, Dalam melakukan hajat perkawinan, Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.

Masing-masing hari dan pasaran mempunyai ”neptu ”, yaitu ”nilai” dengan angkanya sendiri-sendiri sebagai berikut :

Nama hari = Neptu ( nilai ) sbb : 1. Ahad = 5, 2. Senen = 4, 3. Selasa = 3, 4. Rabu = 7, 5. Kamis = 8, 6. Jum’at = 6 dan 7. Sabtu = 9

Nama Pasaran Neptu (nilai ) sbb : 1. Legi = 5, 2. Paing = 9, 3. Pon = 7, 4. Wage = 4, 5. Kliwon = 8

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan ada perhitungannya seperti ini :

Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.

Misalnya :

Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1

Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.

Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:

Apabila sisa:

1 dan 4 : banyak celakanya

1 dan 5 :bisa

1 dan 6 : jauh sandang pangannya

1 dan 7 : banyak musuh

1 dan 8 : sengsara

1 dan 9 : menjadi perlindungan

2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya

2 dan 3 : salah seorang cepat wafat

2 dan 4 : banyak godanya

2 dan 5 : banyak celakanya

2 dan 6 : cepat kaya

2 dan 7 : anaknya banyak yang mati, …………Dan banyak lagi angka2 lainnya.

Itu emua hitungan orang jawa dulu, entah benar atautidak saya tidak tahu wallahualam bissawab

Akhirnya Tunggu saja undangannya………….”

Pak Nov mengakhiri pidatonya bak orator AHLI BUDAYA yang hebat………

Begitulah Keakraban warga Desa Rangkat selalu tercermin pada setiap acara kumpul2 melepas lelah di pos Ronda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun