Mohon tunggu...
Windi Agustinasari
Windi Agustinasari Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Generasi Pembangun Peradaban Gemilang

Life Is Choice. Pilihlah sesuai dengan apa yg Allah sukai. Hidup adalah perjuangan. Berjuanglah untuk menegakkan kalimat Allah. Hidup hanya satu kali. Hiduplah untuk sang maha hidup. Sang maha kuasa. Sang maha segalanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

New Normal Life: Antara Tren Global dan Kesiapan Internal

10 Juli 2020   06:25 Diperbarui: 10 Juli 2020   06:27 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Awal Juni lalu, masyarakat Indonesia diramaikan dengan istilan "new normal" atau kehidupan dengan kenormalan baru. Tak asing memang istilah tersebut, karena diberbagai negara pun sudah menggunakan istilah yang sama di masa khir pandemi ini.

Benarkah sudah berakhir? Rasanya masih belum. Tapi pemerintah sudah meramaikan berbagai pemberitaan dengan isu new normal life ini. Seakan-akan pandemi covid 19 sudah sampai pada akhirnya dan kita tidak perlu lagi khawatir.

Dikutip dalam Merdeka.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Hermawan Saputra mengkritik persiapan pemerintah menjalankan kehidupan new normal. Menurut dia belum saatnya, karena temuan kasus baru terus meningkat dari hari ke hari. New normal ini adalah sesuatu yang akan dihadapi, namun berbincang new normal ini banyak pra syaratnya. Diantaranya:

Syaratnya harus sudah terjadi perlambatan kasus
Sudah dilakukan optimalisasi PSBB
Masyarakatnya sudah lebih memawas diri dan meningkatkan daya tahan tubuh masing-masing.
Pemerintah sudah betul-betul memperhatikan infrastruktur pendukung untuk new normal.

Melihat keempat poin di atas, nampak bahwa Indonesia pada faktanya belum siap menghadapi new normal ini. Walaupun secara tataran konsep, pemerintah terlihat sudah menyiapkan berbagai skenario untuk PNS, BUMN, instansi-instansi lainnya. Akhirnya terjadi pro dan kontra dengan adanya new normal ini.

Masyarakat bukan tidak percaya pada pemerintah, tapi melihat fakta seperti sekarang ini pemerintah terkesan memaksakan kehendak untuk mencapai tujuan sebagian kalangan dan sepertinya sudah tidak memikirkan masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya.

Alih-alih mengembalikan ekonomi daerah ke posisi semula, tapi karena banyak hal yang tidak mendapatkan perhatian, akhirnya hanya akan menimbulkkan masalah baru.

Lantas apa yang harus kita lakukan sekarang, melihat pemerintah yang abai tapi kita pun sebagai masyarakat biasa harus terus melanjutkan kehidupan. Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, sudah seharusnya melihat bagaimana Islam memandang new normal life ini. 

Karena Islam bukan hanya sekedar agama, tapi juga terdapat peraturan hidup didalamnya, maka sudah seharusnya kita melihat solusi dari permasalahan ini hanya dari Islam.

Ada empat hal yang harus diperhatikan dengan seksama, sehingga kita tidak salah dalam memgambil keputusan yang satu dengan lainnya sesungguhnya saling berkaitan, bahkan bisa dikatakan bermuara pada satu hal.

Keempat hal ini adalah kaidah "as-sababiyah" (kausalitas=sebab akibat) yang pertama, kedua memeprhatikan pendapat para ahli, ketiga memperhatikan hukum atau kaidah tentang dharar (kemudaratan), dan yang keempat adalah yakin akan qadha atau ketetapan Allah dan bertawakal kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun