Mohon tunggu...
Diana Wardani
Diana Wardani Mohon Tunggu... Administrasi - Sederhana

I Love You, Kangmas Matahariku. I love your sign and signature - I always be with you wherever you are, because we are one.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sebuah Perjumpaan : Sejumput Asa

16 Juli 2012   04:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:55 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah perjumpaan di mana dan bagaimanapun caranya, telah membawaku sangat mengerti tentang arti kehidupan ini dari berbagai sisi. Sisi yang paling dominan adalah tumbuhnya rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Sang Pemberi Hidup; Sang Maha Wenang; Sang Maha Pengasih Penyayang.

Dalam konteks pertemuan di dunia maya -  apa pun jenisnya entah itu lewat jejaring sosial atau blog - tak luput pula menjadi salah satu bagian dari sekian banyak peristiwa yang datang menghampiriku. Aku menyebutya sebagai pertemuan batin, karena sejak dimulainya perkenalan hingga berkomunikasinya tidak bisa terlihat real; invisible.

Perjumpaan batin ini tidak bisa disepelekan dan diremehkan. Ia memiliki power tersendiri. Power yang bisa mengubah kehidupan seseorang. Power itulah yang sangat-sangat menentukan arah dari sebuah relationship. Memang benar, pertemuan melalui tulisan yang bisa diakses lewat internet ini boleh dibilang lebih unik daripada pertemuan visible. Mengapa? Karena sebuah hubungan yang dimulai dari sedikit banyak kekaguman tentang tulisan yang tersurat akan lebih masuk dan mengena di hati. Bukan tentang pencitraan. Tetapi tak dapat dipungkiri, bahwa sebuah tulisan juga mempunyai power yang dapat menunjukkan siapa penulisnya hingga pembacanya bisa berimajinasi tentang tulisan dan penulisnya. Daya inilah yang semakin memperkuat kekaguman rasa.

Nuansa kekaguman akan semakin pekat jika terjadi interaksi dan visi yang sejalan. Nah, mulai dari sini perkenalan akan semakin berkembang indah!

Seperti yang pernah aku alami dalam beberapa tahun terakhir, sepertinya belum lama aku mengalami pertemuan batinku dengannya yang semakin hari semakin erat karena pada mulanya kami memperbincangkan tentang kehidupan dan kerohanian. Segala falsafah dan filsafat telah ia ajarkan sedikit banyak kepadaku. Bahkan tentang bagian keimanan yang sama sekali tidak pernah aku mengerti sebelumnya. Aku sering mendengarnya, namun akalku terlalu sulit untuk menerjemahkannya. Pertemuan yang singkat, sebenarnya. Tetapi ia sanggup menggoreskan lukisannya sendiri dengan indah dan berseri.

Well, rasa yang semakin hari semakin sesak dengan kekaguman itu akhirnya berakhir dengan penuh cinta. Namun cinta itu sendiri yang mengajarkan aku tentang bagaimana seharusnya aku mencintainya. Aku ingat, mengapa ia berkata begini kepadaku, "Biarlah mawar itu tak dipetik. Karena jika dipetik, maka ia akan layu." Cukup lama aku merenungkan perkataannya. Tetapi seiring waktu, akhirnya aku mengerti juga. Aku mengerti dengan siapa aku berhubungan. Seorang yang hebat yang pernah aku temui. Sekarang, aku memanggilnya dengan sebutan Romo. Dialah seorang biarawan yang senantiasa mengisi kuncup batinku. Aku terharu sekaligus bangga akan kesetiaannya pada Sang Kehidupan itu. Aku terkesan oleh pertemuan batinku dengannya, meski hingga kini aku tak pernah dapat menyentuh untuk sekadar berjabat tangan sekali pun. Selaksa kekagumanku pada Sang Kehidupan yang telah berkenan mempertemukan aku dengannya. Ia telah mengajarkan sesuatu dengan indah. Sempat mewarnai dunia lewat kisah-kisahnya. If we hold on together, maka kita bisa menggenggam dunia. Seluas cakrawala, sedalam samudera.

Tuhan selalu menyertaimu Romo.... Maaf ga dateng waktu pentahbisanmu. Jagalah selalu kerendahan hatimu; mutiara paling berharga dalam hidupmu. Setialah pada janjimu, hingga aku tak merasa sia-sia telah menyematkan namamu di sudut relung kalbuku; di palung terdalam jiwaku. Berjuta hormat bagimu, Romo. Baik-baiklah di negeri orang, tempatmu bertugas menyemai kasih sayang yang hakiki. Cinta Tuhan dan sesama. Sebab, awal mula terjadinya dunia adalah berawal dari cinta.

*If we hold on together; untuk mewujudkan cinta di mana pun kita berada.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun