Mohon tunggu...
Winda Sasmito
Winda Sasmito Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat sastra

Karena Menulis adalah Menenangkan Hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gadis Senja

30 Oktober 2021   10:53 Diperbarui: 30 Oktober 2021   10:55 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit jingga mulai meninggalkan peraduannya. Lampu warna warni siap menyuguhkan keindahannya. Malam mulai datang ditemani bintang-bintang yang siap menghiasi langit. 

Banyu menatap meja di sudut taman sebelah kanan. Gadis itu masih sendiri. Tak berselang lama, ia beranjak dan siap-siap meninggalkan tempatnya. Banyu bergegas ke arahnya.

"Sudah mau pulang, mbak?" Tanya Banyu ragu-ragu.

Dia hanya mengangguk.

"Jika tidak keberatan bolehkah kita berkenalan? Saya Banyu." Lanjut Banyu.

"Saya Anggit." Tiba-tiba Anggit sudah mendekati gadis itu. Banyu hanya bisa melotot kepada Anggit, yang dibalasnya dengan senyum jahilnya.

"Salam kenal, aku Aya" Ucap gadis itu dengan sopan.

"Nama yang simple dan cantik, Aya." Kata Anggit dengan ramah. 

Kadang Banyu heran, mengapa Anggit selalu terlihat mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Bahkan Aya terlihat ramah kepada Anggit.

"Terima kasih." Jawab Aya sambil tersenyum. Ah, mengapa senyum itu rasanya begitu mendamaikan hatiku. Padahal aku tahu, ia tersenyum ke Anggit bukan padaku.

"Aya lagi nunggu seseorang? Kopinya sudah disiapkan 2." Kata Anggit dengan polosnya sambil duduk di samping Aya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun