Mohon tunggu...
WINDA OCTAVIA
WINDA OCTAVIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Jember

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyoroti Pembangunan Jalan Tol Probowangi: Sumber Dana dan Dampak Kebijakan dalam Penataan Ruang

29 April 2024   23:12 Diperbarui: 29 April 2024   23:13 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jalan tol Probowangi adalah proyek jalan bebas hambatan yang menghubungkan antara Probolinggo dan Banyuwangi yang pembangunannya belum rampung hingga saat ini. 

Jalan tol yang dikelola oleh PT Jasa Marga Probolinggo Banyuwangi (JPB) ini memiliki panjang 171,4 km. Jalan tol ini direncanakan akan tersambung dengan Tol Trans Jawa sebagai ruas pamungkas yang sekarang sudah terbangun sepanjang 1.065,50 km dengan rute Merak sampai Probolinggo (Gending). Jalan tol ini melewati tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Banyuwangi.

Pembangunan Jalan Tol Probowangi ini terbagi atas dua tahapan dengan tujuh seksi. Tahap 1 pembangunan dimulai pada Februari 2023 dan ditargetkan akan rampung pada Desember 2024 ini dengan rute Gending-Besuki memuat 3 seksi pembangunan. Seksi 1 Gending-Kraksaan dengan total panjang 12,88 km; seksi 2 Kraksaan-Paiton dengan total panjang 11,2 km; serta seksi 3 Paiton-Besuki dengan total panjang 12,6 km.

Selanjutnya tahap 2 pembangunan dari Besuki sampai Ketapang akan dilaksanakan setelah pembangunan tahap 1 selesai atau setelah tahun 2024. Pembangunan tahap 2 memuat 4 seksi, seksi 4 Besuki-Situbondo dengan sepanjang 42,3 km; seksi 5  Situbondo-Asembagus  sepanjang 16,76 km; seksi 6 Asembagus-Bajulmati sepanjang 37,45 km; dan seksi 7 Bajulmati-Ketapang dengan panjang 29,21 km. 

Di sisi lain, dalam pembangunan infrastruktur tentu membutuhkan sumber dana yang untuk mendukung pembangunan infrastruktur. Menurut Kementerian Keuangan, sumber dana pembiayaan infrastruktur berasal dari APBN, BUMN, pembiayaan inovatif. 

  1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), anggaran tersebut dialokasikan pada belanja kementerian dan lembaga yang menggarap proyek infrastruktur. Pembiayaan infrastruktur juga disalurkan melalui Dana Alokasi Daerah (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Dana Desa.


  2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

  3. Pembiayaan inovatif yang melibatkan kerja sama dengan pihak swasta untuk pembangunan infrastruktur.

Sumber dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Jalan Tol Probowangi ini berasal dari investasi dari Jasa Marga sejumlah Rp 23,3 triliun. Dana sebesar ini merujuk pada kerjasama investasi dengan diadakannya skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA) yang diinisiasi oleh Kementerian Perencana Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN) Republik Indonesia melibatkan antara Jasa Marga (Persero) Tbk dengan investor China  melalui PT China Communications Construction Indonesia (CCCI). Investor CCCI memiliki saham pada PT Jasa Marga Probolinggo-Banyuwangi (JPB) dengan melalui skema equity financing.

Selain dana tersebut, terdapat dana lain yang didapat dari kredit sindikasi yang didapat dari Bank Himbara, Bank Daerah serta Lembaga Pembiayaan Infrastruktur Nasional sejumlah Rp 7,396 triliun dengan tenor selama 15 tahun. Selain itu, dana juga didapat dari dana talangan yang digunakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Dana yang didapat ini digunakan untuk pembebasan lahan yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di Situbondo maupun di Probolinggo yang menjadikan salah satu kendala dalam proyek ini. Hal ini perlu dilakukan agar dapat mendukung kelancaran dalam tahapan konstruksi proyek tol tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Pembangunan sebuah proyek tentu akan menimbulkan eksternalitas. Eksternalitas sendiri adalah dampak baik negatif maupun positif dari kegiatan suatu pihak terhadap pihak lainnya. Eksternalitas terbagi menjadi dua, yang pertama adalah eksternalitas positif adalah keuntungan yang didapat oleh pihak lain yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan eksternalitas negatif adalah kerugian yang ditanggung oleh pihak lain yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi.

Eksternalitas positif dari adanya proyek pembangunan Jalan Tol Probowangi ini adalah untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas masyarakat. Konektivitas antar wilayah dapat dengan diakses mudah karena adanya jalan tol yang bebas hambatan guna mengurangi kemacetan yang diakibatkan oleh volume kendaraan yang tinggi. Hal ini dapat meminimalisir waktu perjalanan yang dapat berpengaruh langsung terhadap biaya yang dikeluarkan menjadi lebih berkurang. 

Selain itu, proyek ini juga dapat mendorong mobilitas dan membuka peluang ekonomi di bidang pariwisata, industri dan perdagangan. Pada bidang pariwisata tentu akan berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung terutama di Kabupaten Banyuwangi yang memiliki berbagai pilihan kawasan wisata indah. 

Pada bidang industri dan perdagangan dapat meningkatkan daya saing produk lokal dan membuka pasar baru. Berkaitan dengan adanya Jalan Tol Probowangi ini juga dapat mempermudah pendistribusian barang dan jasa dengan tujuan sebagai penggerak roda perekonomian guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang merata. Selain itu, dalam pengoperasian jalan tol terutama di rest area membutuhkan sumber daya manusia dalam pengelolaannya yang berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan lapangan pekerjaan. Hal ini dapat membantu meminimalisir pengangguran karena dampak dari pembebasan lahan.

Pada bidang sosial tentu akan berdampak pada perubahan kualitas hidup masyarakat yang didukung oleh akses transportasi yang mudah untuk pelayanan kesehatan, pendidikan, dan fasilitas umum lainnya.

Eksternalitas negatif dari adanya pembangunan jalan tol yang menghubungkan antara tiga kabupaten ini yaitu berkurangnya lahan hijau yang sebelumnya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun perkebunan. Selain digunakan untuk ruas  jalan tol, lahan ini digunakan juga untuk fasilitas pendukung jalan tol seperti rest area, SPBU, serta kantor operator jalan tol. Hal ini dapat mengurangi ketersediaan lahan pertanian dan perkebunan untuk produksi pangan dan meningkatkan tekanan terhadap sumber daya alam. Selain itu, terdapat adanya peningkatan polusi udara karena peningkatan volume kendaraan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat serta ekosistem yang sensitif di sekitar wilayah pembangunan. 

Kebudayaan lokal yang khas di masyarakat yang sebelumnya ada dapat terancam punah karena adanya pembangunan jalan tol ini. Masalah yang ada didukung oleh beberapa faktor seperti tingkat urbanisasi yang tinggi yang berpengaruh terhadap perubahan pola hidup masyarakat.

Dalam pembangunan sebuah proyek perlu adanya perencanaan fungsi ruang yang tepat, pengelolaan yang baik, dan pelaksanaan strategi mitigasi yang efektif dan komprehensif guna mengurangi eksternalitas negatif serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Seperti dengan adanya dana kompensasi lahan yang adil dan transparan kepada masyarakat yang terdampak pembebasan lahan.

Rute yang direncanakan dalam pembangunan jalan tol ini melewati kawasan hutan konservasi yaitu Taman Nasional Baluran mengakibatkan perlu adanya desain yang harus mengakomodasi perlindungan spesies langka dan habitatnya dalam perencanaan tata ruang dan dalam pelaksanaan proyek ini. Pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan tambahan, seperti insentif atau pajak khusus, untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan jalan tol tersebut.

Keterlibatan aspek pembiayaan pembangunan jalan tol penting dilakukan agar memastikan bahwa hubungan yang saling mengikat antara sumber pembiayaan, kebijakan, penjaminan infrastruktur pembebasan lahan, dan analisis resiko investasi guna memastikan proyek dapat berjalan lancar. Perlunya keterlibatan serta komitmen masyarakat, pemerintah dan pengembang dalam proses perencanaan dan implementasi proyek agar dapat meminimalisir eksternalitas negatif. Upaya tersebut dapat dilakukan guna mencapai alokasi sumber daya yang efisien serta memberikan hasil yang positif, merata, dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun