Salam jumpa Pembaca Budiman, salam sehat selalu.
Ada apa dengan judul :
BERPASANGAN?
Ya.....berpasangan, semua ciptaan Sang Maha Kuasa di dunia ini selalu berpasangan, tidak ada yang ganjil atau jomblang cuma satu saja, antara lain :
Lelaki dan Perempuan, Atasan dan Bawahan, Jauh dan Dekat, Panas dan Dingin, Lembek dan Keras, Kuat dan Lemah, Lembut dan Tegas, Cerewet dan Diam, Tinggi dan Rendah, Sempit dan Luas, Gelap dan Terang, Banyak dan Dikit, Kecil dan Besar, Baik dan Buruk, Dosa dan Pahala, Syurga dan Neraka, dan..........masih banyak lagi yang semua pasti ada pasangannya. Yang harus kita pahami, bahwa pasangan itu saling melengkapi bukan saling berlawanan. Tinggal kita mau pilih yang mana sesuai keinginan dan tentu saja pilihan kita itu ada konsekuensi dan resiko masing-masing.
Kali ini Saya ingin menuliskan satu pasangan kata yang qodarullah menjadi tantangan bagi Saya sebagai seorang pekerja di kantor Pemerintahan (Abdi Negara). Â Mengapa Saya tertarik menuliskan topik ini karena Saya sedang "belajar" dan terus memperbaiki diri dalam "hubungan manusia" yang terlibat dalam kinerja di kantor.Â
Sebagai seorang yang dipercaya menjadi "Atasan" dalam sebuah Seksi di Instansi Pemerintah sejak tahun 2006, Saya merasa sangat terobsesi untuk bisa mewarnai lukisan keberhasilan kinerja Instansi tempat Saya bekerja sesuai peran yang bisa dan mampu Saya lakukan. Saya termasuk orang yang tidak pernah berambisi menjadi seorang "Atasan" tetapi jika hal itu Saya dapatkan, semata adalah "Amanah" yang harus Saya "pertanggung-jawabkan," bukan hanya kepada manusia namun juga kepada Sang Pencipta Manusia (Allah.SWT).
Sering Saya mendengar Atasan dicitrakan sebagai seorang yang dituntut mampu :
1. Bertanggung-jawab kepada keberhasilannya mengkoordinasikan, mengarahkan dan membimbing Bawahan dalam melaksanakan Program Kerja.
2. Menjadi penampung aspirasi Bawahan yang mendukung tercapainya tujuan Instansi.
3. Berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam menyelesaikan permasalahan kinerja Bawahan.