Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kombatan Pemetik Kopi

10 Oktober 2017   22:49 Diperbarui: 10 Oktober 2017   23:15 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapu Arang, asyik bermedia sosial

Namun karena perintah atasan, yakni Panglima GAM Wilayah Linge, Sapu Arang melaksanakan perintah tersebut. Sapu Arang bersama pasukannya adalah Pengawal khusus Panglima Linge.

Menurut Sapu Arang, setelah MoU. Perekonomian masyarakat semakin baik. Begitu juga untuk diri dan keluarganya. Namun yang paling penting adalah kini bisa menetap hidup bersama keluarganya.

Tidak "merantau" atau berpindah-pindah karena bergerilya. Setelah MoU, Sapu Arang pernah merasakan menjadi kontraktor dari proyek BRR Aceh (Badan Rehab dan Rekon).

Saat itu, sebutnya, lsm asing banyak membantu program pemberdayaan bagi Kombatan. Menurut sejarah Aceh, proses perdamaian antara RI dan para pejuang kemerdekaan Aceh, berlangsung sejak dulu. Setelah damai, di era sebelumnya, banyak Kombatan yang diberdayakan menjadi anggota TNI.

Setelah masa rehab dan Rekon Aceh yang dibuat paska  gempa dan tsunami Aceh, Sapu Arang kemudian bekerja di kebun kopi miliknya di Kenawat. Selain bertani, Sapu Arang ikut berpolitik bersama partainya gubernur terpilih Aceh saat ini. Sejak dideklarasikan.Aceh kini dipenuhi parlok yang tumbuh subur, selain parnas.

Kini, dari enam orang anaknya, tiga orang sudah meraih gelar sarjana. Jika Aceh bergolak lagi, Ibnu Sakdan menyatakan tidak akan ikut lagi menjadi pemberontak. Bahkan mewanti-wanti anaknya untuk tidak ikut atau terpengaruh menjadi pemberontak.

Menurut Sapu Arang, para pemimpin Aceh yang mendeklarasikan negara merdeka tidak amanah dan tidak bisa dipercaya. Karena mengganti cita-cita merdeka dengan perdamaian. Untuk itu, Sapu Arang tidak akan pernah lagi ikut menjadi pemberontak. "Sudah cukup. Saya tidak akan pernah ikut lagi. Termasuk anak saya",kata Sapu Arang sambil tertawa.

Selain itu, Sapu Arang berharap butir-butir MoU yg sudah disepakati agar dilaksanakan oleh semua pihak demi keberlangsungan damai Aceh.

Kini, Sapu Arang yang dulu setia memeluk AK 47 selama berpuluh tahun didalam hutan dengan ratusan kali kontak tembak yang terkadang sampai seharian. Sapu Arang kini mencekal cangkul dan parang.

Tangan kokoh itu kini tak lagi menarik pelatuk yang mematikan. Tapi, sudah mulai memetik merahnya buah kopi Arabika yang ditanamnya setelah MoU.

Sapu Arang kini tak lagi memburu atau diburu. Tapi sudah hidup tenang bersama anak istrinya di sebuah rumah sederhana di Kampung Jerawat Lut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun