Mohon tunggu...
Win WanNur
Win WanNur Mohon Tunggu... Freelancer - Kopi dan Traveling

Pembaca kompas yang menulis novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dajjal, Si Penipu yang Takut Alqur'an

31 Desember 2018   20:22 Diperbarui: 31 Desember 2018   20:32 1950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dajjal - ilustrasi oleh Win Wan Nur

"Kalau kita jadi pengikutnya terus bagaimana Tengku?" kali ini Umin, anak paling kecil berbaju kaos hijau yang duduk di samping Irwan yang bertanya dengan suara khas bocahnya.

"Kalau mengikuti Dajjal, manusia akan tersesat  dan masuk neraka" tegas Tengku Lah.

Sembilan anak yang mendengarkan cerita Tengku Lah bergidik.

"Kenapa orang bisa percaya dengan tipu daya Dajjal tengku?"

"Itu karena Dajjal ini sangat licik, di tangannya ada air dan api yang akan diberikannya pada manusia yang akan dia sesatkan.  Dajjal dengan kelicikannya bisa membuat  manusia tertipu, ketika dia menunjukkan  air sebenarnya yang ditunjukkan Dajjal adalah api yang membakar. Sebaliknya ketika yang dia tunjukkan api dan di mata manusia terlihat sebagai api, sesungguhnya itu adalah air minum dingin yang segar." Urai Tengku Lah.

"Kok bisa terbalik-balik begitu tengku?"

"Ya, tentu saja karena Allah memberikan kemampuan seperti itu pada Dajjal"

"Lalu kalau Dajjal sebegitu saktinya, bagaimana caranya supaya kita selamat dari bujuk rayunya tengku, apakah kita harus rajin shalat?"

"Tentu saja," jawab Tengku Lah sambil tertawa kecil.

"Jadi pengikut Dajjal itu orang yang nggak pernah shalat tengku?"

"Oh tidak, sebaliknya, para pengikut Dajjal itu justru orang yang rajin shalat, mereka adalah orang-orang  yang merasa memiliki iman kokoh, sehingga timbul ujub dan kesombongan dalam hatinya,  lalu karena hatinya sudah tertutup kesombongan tanpa sadar dia menjadi pengikut Dajjal, api yang dibawa Dajjal disangkanya air"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun