Mohon tunggu...
wilma desy
wilma desy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa aktif

Mengeksplor adalah sesuatu yang menyenangkan, dan membaca itu salah satunya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Asik Sejarah

27 April 2021   01:40 Diperbarui: 27 April 2021   01:44 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adanya kegiatan Jumpa Sahabat Museum, membuat kita bisa lebih dekat kepada sejarah. Karena saat ini saya sedang berada di kota Yogyakarta, mau sedikit berbagi info juga, kalau semisalnya Dinas Kebudayaan DIY menyiapkan kegiatan bernama WKM atau Wajib Kunjungan Museum. wih kegiatan yang sangat asik dan juga bermanfaat teman - teman, jadi enggak perlu khawatir  atau bingung mau cari kegiatan belajar yang asik seperti apa. Apalagi kalau lagi ramadhan ada tambahan kegiatan loh yaitu WKM NGABUBURIT, kalian nantinya akan mendatangi beberapa museum dan buka bersama juga.

Museum itu tempat melihat masa lalu tanpa harus masuk ke lorong waktu.  Dan bisa melihat sesuatu hal  yang hampir  tidak  ada, itu adalah Museum. Museum sangatlah menarik dan bahkan saya sering mengatakan bahwa museum itu sama seperti kita menumukan cinta pandangan pertama, akan susah untuk dilupakan dan ketika datang kembali akan merasakan hal yang sama. Susah dikenali tapi layak untuk dikenal. Museum itu memiliki segudang cerita hingga kenangan yang akan terus membekas, tempat  yang sangat berharga milik warga Indonesia, tak pernah lupa dengan berbagai macam sejarah yang ada, agar kita sebagai generasi pemersatu bangsa tidak lupa dengan adanya sejarah. Bung Karno pernah mengatakan bahwa “Jangan Sampai Melupakan Sejarah”. Museum seakan menjadi buku sejarah kedua yang berbentuk 3D, banyaknya ilmu pengetahuan dan bahkan hikmah pada setiap kejadian di dalamnya, menjadi sebuah bukti nyata, bukti yang pernah ada, tempat yang selalu bisa bercerita tanpa harus berkata, sangatlah perlu perhatian, penjagaan, dan dilestarikan oleh masyarakat atau pemerintah nya sendiri. Karena ini adalah sebuah peninggalan yang butuh perhatian bersama. Perlu kita ketahui bahwa ada berbagai macam bentuk  dan  jenis Museum. Seperti Museum Arkeologi, Biografi,  Anak, Sejarah, Militer, dan Seni.

Siapa yang tidak mengenal dengan sosok yang hebat ini, sosok Affandi Koesoema seorang pelukis yang dikenal sebagai Maestro Seni Lukis di Indonesia. Beliau juga merupakan pelukis Indonesia yang paling terkenal di dunia Internasional, berkat gaya nya yang ekspresionis dan berbagai ciri khasnya yang membuat berbeda dengan pelukis lainnya. Saya sering sekali mendengar nama nya dari guru hingga dosen seni saya, tapi saya beranggapan bahwa seorang Affandi ini  berasal dari Luar Negeri. Dan pada semester 1 saya kuliah, dosen visual mengatakan bahwa ada museum Affandi di Yogyakarta. Hal ini yang membuat saya tertantang untuk bisa mendatangi museumnya dengan banyak rasa penasaran. Ternyata memang benar, Museum Affandi berada di Jl. Laksda Adisucipto No.167, Papringan, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Museum nya memiliki beberapa gedung  yang berbeda – beda fungsinya, seperti beberapa gedung utama yang dijadikan galeri lukisannya, adanya cafe yang berbentuk rumah panggung dan di depannya terdapat patung seorang Affandi, studio gajahwong, dsb. Yang membuat saya kaget adalah adanya makam Affandi dengan istrinya. Makam tersebut  yang saling bersebelahan dengan ruangan museum itu sendiri. Bertanya mengenai harga tiket masuk ke Museum Affandi berapa? Kurang lebih Rp 50.000.- bisa di katakan mahal atau sebaliknya, tapi menurut saya itu cukup karena ini adalah salah satu museum seni yang ada di Yogyakarta, di mana nanti di dalamnya akan disuguhkan dengan banyak karya dari Affandi yang luar biasa dan memiliki keindahan ciri khas nya. Akan setara dengan apa yang didapatkan.

Mencari sebuah petualangan yang seru, melihat juga mempelajari berbagai macam benda purba, seperti fosil – fosil makhluk  purba, bebatuan sampai kandungan mineral bumi, ini adalah Museum Arkeologi. Museum Geologi Bandung adalah salah satunya. Memiliki 2 lantai, setiap ruangan nya banyak sekali benda – benda  yang di simpan menggunakan etalase, dan juga banyak fosil hewan purba seperti dinosaurus, gajah purba, dsb. Berada di Museum yang satu ini kamu akan merasakan berada di zaman purba, karena di sini kamu dapat belajar lebih mengenai pengolahan energi, sumber daya alam, hal – hal yang terkait dengan bencana alam, dan masih banyak lagi. Harga yang sangat terjangkau untuk kamu bisa masuk ke sini, Rp 2.000 – 10.000 dibedakan dengan kalangannya seperti pelajar, umum sampai turis.

Petualangan tanpa sejarah akan terasa biasa saja. Berbicara mengenai sejarah terkadang memang membosankan, tapi tidak akan ada habisnya, bosan dengan buku sejarah, kamu bisa datang ke Museum. Sebuah buku dalam bentuk besar  yang mampu bercerita tanpa harus berkata,  jangan lupa banyak nya sejarah yang terus melekat pada jati diri Indonesia. Termasuk banyaknya benteng – benteng bekas penjajahan. Yang kini di alihkan menjadi Museum. Salah satunya adalah Museum Vredeburg yang berada di Yogyakarta. Dulunya sebelum menjadi Museum adalah sebuah benteng, yang dibangun atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono 1 dan permintaan pihak pemerintah Belanda. Yang ternyata maksud sebenarnya , dibangun benteng ini untuk memudahkan pengawasan pihak Belanda untuk bisa memantau segala aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan oleh pihak kraton Yogyakarta.  Museum Vredeburg memiliki banyak ruangan atau yang sering mereka sebut adalah Diorama.  Dan ada beberapa gedung yang berlantai dua, memiliki lapangan luas. Harga yang sangat terjangkau,  kurang lebih Rp 2.000 – 5.000 dibedakan dengan kalangannya.

Kurang nya peminat dan penikmat membuat Museum harus sepi pengunjung. Padahal sudah memiliki harga tiket yang amat murah, fasilitas yang sudah memadai, banyaknya sesuatu yang disuguhkan, koleksi dengan pengetahuan yang luar biasa, adanya artefak yang sama – sama luar biasa, tetap saja Museum  masih sepi dan kurangnya pengunjung ataupun peminat. Perlu banyaknya perhatian dan pengelolaan bersama, karena Museum termasuk ke dalam layanan masyarakat umum yang mana perlu berpikir keras dan banyak memutar otak agar masyarakat tertarik untuk datang ke Museum. Museum itu tidak bisa sendiri, harus memiliki program yang kreatif. Dan terkadang anak – anak sekolah perlu diwajibkan. Dan mencari target, sasaran nya yaitu menyasar kepada anak muda yang nanti nya  akan melestarikan kembali. Saya pernah memasuki beberapa Museum, saya merasakan hal yang sama, masih sepi nya pengunjung yang ada di Museum, guide yang kebingungan untuk mencari target.

Dapat diperhatikan bahwa jarak Museum itu dengan lokasi yang sulit terjangkau, tempatnya yang terlalu kuno, terkesan tua, kurangnya media promosi, kurangnya kolaborasi. Membuat masyarakat kurang tertarik dengan keberadaan Museum. Apalagi sebagian anak sekarang di zaman milenial,  yang mana mereka lebih menyukai tempat nongkrong di cafe – cafe,  jalan – jalan ke mall, mencari spot foto dan sebagainya. Hal ini membuat Museum kalah menarik dengan banyaknya pilihan. Semua ini  bisa membuat kurangnya peminat terhadap pengunjung Museum. Perlukah Museum diubah menjadi kekinian ? sepertinya tidak. Karena Museum memiliki ciri khas nya, yang elegan dan klasik. Kono dan tua itu karena sejarah. Bila diubah, nantinya mereka yang masuk ke Museum bukan karena apa yang mereka butuhkan tetapi karena keinginan. Contohnya seperti, membuat Museum dengan tampilan hits atau kekinian ditambah dengan adanya cafe. Hal ini akan membuat kurang nya pesan yang terkandung pada Museum, dan mereka akan lebih fokus kepada cafe nya bukan isinya. Memang perlu menyeimbangkan tapi jangan sampai kehilangan jati diri sebenarnya.

Banyak sekali dampak dari wabah Covid – 19 atau yang sering di kenal dengan Virus Corona. Pada masa pandemi juga karantina saat ini adanya dampak – dampat tertentu seperti pada kesehatan juga perekonomian dan bukanya tempat layanan masyarakat umum. Dan masih banyak dari itu, beberapa perusahan maupun perkantoran sudah menjalankan sistem WFH pada karyawannya,  juga ada beberapa perusahaan atau kantor yang memberi dan tidak memberi tunjangan kepada karyawannya. Dapat dilihat khususnya untuk  kelangsungan banyaknya pekerjaan dan pendapatan setiap masyarakat Indonesia yang mana sedang kritis dan menurun. Dan “Bagaimana Dengan Museum?”.

Menurut Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bidang Ketenagakerjaan, Ngadi, menyebutkan ada sekitar 15,6 persen dari tenaga kerja buruh / karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara daring pada 2.160 responden di periode 24 April – 2 Mei.

Melihat kondisi seperti ini, sangat disayangkan. Dengan  keadaan yang terjadi saat ini, bukan hanya di Indonesia bahkan seluruh Negara sedang berada di zona WFH, sekolah Daring, melakukan PSBB, di karenakan adanya Pandemi Covid – 19 yang mengharuskan semua melakukan protokol kesehatan, menjaga jarak. Dan itu menyebabkan berbagai layanan masyarakat umum termasuk Museum perlu ditutup sementara waktu. Lagi – lagi bagaimana dengan Museum?, yang seringkali  sudah sepi akan pengunjung dan sekarang ditambah dengan pengaruh adanya Pandemi Covid – 19 ini. “Ada survei dari UNESCO, memang lebih dari 90.000 Museum di dunia, 90 persen tutup karena Pandemi. Sekitar 10 persen dari 90.000 sudah menyatakan tidak akan buka lagi,” kata Hilmar dalam webinar bertajuk “Prospect Of Reopening Of Museums In The New Normal”, Rabu (08/07/2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun