Mohon tunggu...
Ekky Widiyanto
Ekky Widiyanto Mohon Tunggu... Relawan - Penulis

Bukan seorang pengamat prefesional, hanya seseorang yang peduli akan kemajuan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Balik Optimisme Jokowi dan Pesimisme Prabowo

18 Desember 2018   10:15 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:54 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terpilihnya Donald John Trump sebagai Presiden AS ke-45 yang cukup menghebohkan dunia. Pasalnya Trump terkenal sebagai orang yang kontroversial karena memiliki sifat yang blak-blakan, angkuh, dan cenderung nyeleneh. Bukan hanya kepribadiannya saja yang dinilai "gila", namun juga kebijakan-kebijakan nya saat masa kampanye berlangsung terbilang nyeleneh dengan slogan terkenal nya "Make America Great Again" Trump menyebarkan keputusasaan dan ancaman bagi AS seperti ancaman perdagangan China, terorisme Islam, dan juga Meksiko yang dinilai sebagai sarang penjahat dan pengedar narkoba. Trump fokus untuk meraih simpati rakyat yang takut dan prihatin akan kondisi AS.

Strategi Trump semasa kampanye ternyata sangat mirip dengan salah satu Capres dalam Pilpres Indonesia 2019, Prabowo Subianto. Beberapa waktu terakhir,  Prabowo sedang hangat-hangatnya dibicarakan dalam media pemberitaan Indonesia lantaran ucapan-ucapan kontroversialnya dinilai sangat mirip dengan Trump. Prabowo memiliki kesamaan sifat yaitu blak-blakan. 

Sama seperti Trump, Prabowo kerap menebar rasa takut pada masyarakat dan mengangkat isu kesenjangan antara si kaya dan si miskin, keduanya juga kerap menyerang beberapa golongan, terutama golongan elit politik lainnya. Tujuannya sama, untuk meraih perhatian pemilih. Salah satu pernyataan Prabowo yang terbaru dalam pidatonya di Konferensi Nasional Gerindra di Sentul, Jawa Barat 17 Desember kemarin adalah tentang punahnya Indonesia apabila dirinya kalah dalam konstestasi Pilpres. 

Pernyataan-pernyataan kontroversialnya diatas bagaikan panah yang dibidik kearah elite politik Indonesia dan jelas sekali menunjukan strategi Prabowo yang mengangkat isu kesenjangan sosial yang sangat kentara di Indonesia. Dengan penggunaan kata diksi negatif seperti punah, bubar, dll menunjukkan bahwa Prabowo, berusaha membangkitkan emosi rakyat dengan menanamkan kengerian yang tengah dihadapi negeri. Menanamkan rasa takut dalam jiwa-jiwa pemilih, seolah-olah negara hanya akan sukses jika dipimpin oleh dirinya. 

Disamping itu, Prabowo juga mengangkat isu terhadap ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pemerintahan Jokowi dan beberapa isu negatif pemerintah. Sehingga masyarakat yang takut dan putus asa akan berbondong-bondong memilih mereka sebagai sosok pemimpin yang tepat menjadi pelindung bagi si miskin dan juga bagi kemajuan bangsa terutama dalam aspek pemerataan ekonomi. 

Sementara itu, Presiden Jokowi pernah dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Prabowo yang menyebar keputusasaan. Jokowi menilai, pemimpin seharusnya menciptakan rasa optimis dalam jiwa rakyatnya, bukan malah sebaliknya. Pada akhirnya, yang terpenting adalah pemimpin mana yang dapat membawa Indonesia pada kemajuan yang nyata. 

Baik Jokowi dengan optimismenya ataupun Prabowo dengan pesimismenya, tentu masing-masing mempunyai sisi baik maupun buruk. Tinggal bagaimana kita menyikapi isu-isu yang beredar dengan mata, pikiran, dan hati yang terbuka. Karena Pilpres 2019 bukan tentang Prabowo ataupun Jokowi. Melainkan tentang masa depan Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun