Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Air sebagai Objek Investasi: Etiskah?

22 Maret 2021   12:01 Diperbarui: 30 Maret 2021   20:59 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air masuk dalam pasar saham memunculkan suatu ironi (Pexels/Pixabay)

Keberadaan harga atas suatu komoditas yang sebelumnya tidak memiliki nilai anggapannya dapat mendorong penggunaan yang tidak terlalu boros.

Tetapi beberapa ahli mengatakan memperlakukan air sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan menempatkan hak asasi manusia ke dalam skema suplai dan permintaan, sesuatu yang berbahaya setelah karena perubahan iklim mengubah pola curah hujan dan meningkatkan kelangkaan air.

"Ini adalah upaya jahat dengan menyiapkan semacam pasar judi sehingga beberapa orang dapat menghasilkan uang dari penderitaan orang lain," Basav Sen, direktur proyek keadilan iklim di Institute for Policy Studies, mengatakan kepada Earther.

"Reaksi pertama dari saya tentu rasa horor, namun hal seperti ini sudah diperkirakan akan datang sejak lama (selagi krisis iklim belum dapat dikendalikan)."

Investor sekarang dapat mengambil bagian atas investasi akan cairan paling esensial di muka bumi ini, sebuah perkembangan yang mengimplikasikan suatu hal yang ironis: Jika Anda dapat membaca keadaan dan bisa membeli di saat yang tepat di pasar saham, Anda bisa menjadi kaya dari kelangkaan satu-satunya hal yang dibutuhkan oleh semua kehidupan di bumi.

Baca juga: "Mari Menjaga Air dan Merawat Kehidupan (Refleksiku pada Hari Air Sedunia 2021)" oleh Inspirasiana


Bagaimana pendapat kompasianers atas perkembangan ini? Mari bagikan cerita selagi memperingati Hari Air Sedunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun