Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pekerjaan Rumah PSSI Setelah Timnas Batal Tanding

4 Maret 2021   09:31 Diperbarui: 19 Maret 2021   11:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegagalan Tim Nasional Sepakbola Indonesia menyelenggarakan uji coba kelompok umur U-23 melawan PS Tira-Persikabo menunjukkan PSSI memiliki pekerjaan rumah (PR) yang masih terbengkalai. PR yang ada perlulah diselesaikan jika PSSI benar-benar serius mau memutar kembali kompetisi profesional yang telah absen lebih kurang 1 tahun paska merebaknya COVID-19.

Source: kompas.com
Sebelumnya, telah dikabarkan bahwa Timnas U-23 direncanakan akan tanding melawan salah satu kontestan Liga 1 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta pada Rabu (3/3) malam. Pembatalan tersebut datang setelah Markas Besar Kepolisian RI tidak mengeluarkan izin untuk pertandingan berlangsung.

“Rencana sparring timnas U23 dan Tira Persikabo hari ini tidak kami izinkan karena belum ada izinnya,” ucap AKBP Singgih Hermawan selaku Kapolsek Metro Tanah Abang yang areanya melingkupi Stadion Madya. "Kami telah memastikan hingga pukul 18.30 bahwa izin (dari Mabes Polri) tidak dikeluarkan kepada panitia pertandingan. Kami tanyakan ke panitia mereka sudah bersurat tetapi baru hari ini."

Di tempat terpisah Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, mengakui PSSI mengirim surat izin uji coba timnas U23 Indonesia vs Tira Persikabo secara dadakan kepada Mabes Polri. "Mungkin karena izin kami (PSSI) terlalu mendadak sehingga Mabes Polri perlu melakukan kajian lebih mendalam sebelum mengeluarkan izin.”

Pekerjaan Rumah PSSI

Pembatalan pertandingan timnas yang dijadwalkan mengekspos pekerjaan rumah yang perlu dilakukan stakeholder sepakbola Indonesia. Pertama – tama, tertib administrasi dari PSSI yang tidak muncul dengan pernyataan bahwa izin ketertiban umum baru dimintakan pada hari pelaksanaan. Jikalau kemudian pimpinan PSSI berangkat dengan logika “izin mendadak pasti dikabulkan karena hari H,” apa bedanya Timnas dengan kita bermain sepakbola di lapangan jelang Maghrib.

Kedua, tertib administrasi juga berkaitan erat dengan ketaatan atas protokol kesehatan yang disyaratkan dalam penyelenggaran acara melibatkan orang banyak. Kepolisian sendiri telah mendengungkan bahwa pelaksanaan kompetisi sepakbola nasional harus memenuhi aturan protokol kesehatan ketat dimulai dari Menpora Cup yang dijadwalkan mulai pada 20 Maret.

Terlepas bahwa Tim Nasional dan Klub Profesional merupakan entitas berbeda, keduanya berada dalam payung otoritas PSSI. sepakbola setelah 1 tahun absen. Memparafrase pandangan dari Supartono JW dalam tulisannya di Kompasiana, PSSI tidak memanfaatkan peluang untuk meyakinkan stakeholder lain untuk menjamin keberlangsungan sepakbola di Indonesia setelah insiden semalam.

Pertandingan sekelas Tim Nasional juga akan menjadi sorotan internasional karena Indonesia masih memiliki tanggungan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Walaupun turnamen antar negara ini dalam status ditunda, tidak menutup kemungkinan FIFA mencabut status tuan rumah jika ditemukan ketidaksiapan Federasi Negara yang ditunjuk untuk dapat menyelenggarakan turnamen pada jadwal baru yang akan ditentukan.

Dampak Ketika PR PSSI Tidak Terselesaikan

Ketiadaan tertib administrasi dan protokol kesehatan yang berujung kepada kegagalan tanding Timnas U-23 versus PS Tira-Persikabo membawa dampak material dan immaterial yang harus dipertanggungjawabkan. Dampak material berupa sponsor Tim Nasional dan pemilik hak siar yang tidak mendapat timbal balik ketika pertandingan dibatalkan tentu menggerus kepercayaan beserta keyakinan untuk mensponsori kompetisi sepakbola lain di bawah PSSI.

Lebih-lebih kemudian dampak immaterial berupa kepercayaan publik sepakbola Indonesia kepada PSSI yang terdampak negatif. Publik yang ingin menyaksikan sepakbola nasional berjalan kembali mengikuti kesuksesan penyelenggaraan negara Asia Tenggara ataupun negara yang menjadi trendsetter di Eropa tentu dikecewakan oleh kejadian semalam.

PSSI tidak bisa kemudian acuh tidak acuh setelah pembatalan pertandingan Timnas dengan klub lokal. Komunikasi yang mencakup pengakuan dan rektifikasi kesalahan perlu disampaikan kepada publik,

Setelahnya, komunikasi antara PSSI kepada stakeholder seperti Kepolisian, Medis, dan Sponsor harus dilakukan segera, apalagi mendekati jadwal tanding Timnas selanjutnya melawan Bali United pada hari Jumat (5/3). PSSI harus menyelesaikan pekerjaan rumah segera ini jika memang tidak mau mengecewakan publik dan melenyapkan kepercayaan stakeholder sepakbola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun