Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menepis PHK dengan Kepribadian dan Karakter Kerja yang Baik

23 Februari 2023   05:09 Diperbarui: 23 Februari 2023   12:24 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by fauxels @pexels.com

Mengalami yang namanya di-PHK oleh perusahaan memang tidak pernah menyenangkan.

Apakah karena performa dan kinerja kita yang kurang memuaskan atau karena hukum alam. Seperti perusahaan yang mulai mengalami keruntuhan lalu ingin mengurangi jumlah karyawan demi keberlangsungan operasi.

Jadi sah-sah saja jika perusahaan mem-PHK-an karyawan, asalkan tidak semena-mena serta tidak melanggar aturan dan hukum yang berlaku.

Namun, ada satu alasan khusus mengapa perusahaan melakukan hal tersebut, yakni berupa karakter kita yang dianggap bisa merusak lingkungan kerja.

Nah, kalau sedang terancam PHK atau telah di-PHK, maka ada baiknya untuk merefleksikan diri. Apa yang harus diperbaiki agar bisa menjadi pribadi yang menyenangkan dan bisa diterima di lingkungan kerja.

Apa saja itu? Yuk disimak!

Mampu beradaptasi

Mungkin dulunya kita adalah seorang yang sangat kaku, maunya semua menurut pendapat kita. Atau semua perhatian harus tertuju pada kita.

Kalau kita berbuat demikian terus menerus, maka tidak ada yang akan betah untuk bekerja bersama kita. Untuk itulah kita harus berubah.

Berubah di sini adalah kita harus bisa beradaptasi di lingkungan kerja. Inilah suatu cara alami untuk bertahan dan berkembang di tempat kerja.

Dunia kerja yang terus berubah dan maju, mengharuskan kita mampu untuk menyesuaikan diri. Baik terhadap kolega, bawahan, atasan, dan perusahaan atau lingkungan kerja.

Jangan pernah sekalipun memaksakan ego kita pada mereka. Mereka pasti bisa merasakan emosi yang tidak sehat tersebut.

Bersikap terbuka

Selain itu, mungkin saja dulu kita adalah orang yang selalu mempertahankan ide dan gagasan sendiri.

Kita terlalu menganggap bahwa ide kita lah yang paling benar, paling berkualitas, dan harus diikuti. Jika kita berpikir demikian maka kolega dan tim akan merasa ide mereka tidak dihargai. Hal tersebut nantinya akan merugikan diri sendiri.

Untuk itulah kita harus lebih banyak mendengar serta lebih peka terhadap perasaan dan pikiran kolega maupun tim kerja.

Keterampilan mencari solusi

Dengan berpikir secara terbuka dan mau mendengar pendapat orang lain, maka keterampilan memecahkan masalah akan terasah dengan baik.

Jika mencari solusi dengan metode yang sama pada masalah yang terus berkembang dan semakin kompleks, maka solusi akan sulit dipecahkan bahkan tidak akan pernah terpecahkan.

Untuk itulah diperlukan ide dari berbagai sumber. Bisa berasal dari kolega, tim, dan atasan.

Tim kerja

Tim kerja yang terdiri dari banyak kolega merupakan aset terpenting dalam dunia kerja. Masing-masing individu memegang peranannya sendiri.

Jika dulunya kita adalah seorang yang hanya ingin bekerja secara solo, maka saatnya untuk berubah.

Alih-alih bersaing dalam kantor, kita berkolaborasi dalam satu tim. Bentuklah tim kerja yang sukses dan saling mendukung satu sama lainnya. Dengan demikian semua karyawan akan menjadi semakin kompak dan solid.

Berempati

Di dalam tim kerja, kita pun harus berempati, menerima, dan mempererat hubungan satu sama lainnya dengan saling mendukung dan membantu untuk menggapai target.

Tetap rendah hati

Jangan sekali-kali menganggap kita tahu segalanya. Padahal semakin kita belajar, kita semakin sadar bahwa banyak sekali hal yang belum kita ketahui.

Misalnya ketika kita berhasil mencapai target, lalu menganggap diri sendiri berhasil secara total dan selamanya.

Hal itu tidaklah benar. Karena keberhasilan yang kita raih pada hari ini, belum tentu akan sama di hari berikutnya.

Mengerti pihak lainnya

Dalam dinamika kerja yang kompleks akan muncul hal-hal yang tanpa diduga terjadi. Misalnya ketika kolega datang terlambat miting atau ke kantor.

Kita yang sudah menunggu harus mengerti keadaan mereka, mengapa bisa terlambat tiba. Jangan sekalipun menempatkan masalah kantor atau tempat kerja menjadi masalah pribadi.

Kita harus berlapang dada menghadapi keadaan yang tidak bisa kita kontrol. Seperti kolega yang datang telat ke kantor.

Kita harus tetap tenang dan berpikir jernih. Memaafkan dan terus bergerak ke depan.

Membagi kredit kesuksesan

Ketika tim kerja mencapai target yang telah ditetapkan bersama, maka kita bisa merayakan bersama serta saling memberi pujian dan kredit kesuksesan.

Jangan lupa untuk selalu berterima kasih terhadap setiap anggota tim setelah kesuksesan diraih. Hal tersebut sangatlah penting untuk menjaga relasi kerja yang sehat dan tahan lama.

Terorganisir

Selalu membuat sistem kerja yang terorganisir dengan baik. Dengan demikian kita bisa bekerja secara profesional sesuai dengan rencana yang sudah disusun dan diatur dengan baik.

Fokus

Alih-alih terdistraksi oleh hal di luar pekerjaan, kita bisa mencoba tetap fokus dengan apa yang harus dan sedang dikerjakan. Hal tersebut membuat kita tetap menjadi pribadi yang produktif.

Itulah beberapa poin refleksi diri di tempat kerja. 

Kepribadian dan karakter baik di tempat kerja merupakan kunci penting agar selalu bisa tetap bekerja dan berkarier. Niscaya PHK massal tidak akan terjadi pada kita.


****

Penulis: Willi Andy, untuk Kompasiana.
Februari 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun