Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pengalaman Bisnis Seorang Diaspora dengan Dompet Digital

15 November 2022   07:29 Diperbarui: 15 November 2022   16:19 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering sekali mendapatkan pembeli yang tidak membawa uang tunai. Meskipun saya lebih suka menerima uang tunai sebagai sistem pembayaran tetapi banyak warga AS yang tidak suka membawa uang tunai dalam dompet dan saku mereka. Termasuk saya sendiri.

Jadi saya menawarkan alternatif pembayaran digital, termasuk melalui kartu kredit bagi mereka yang tidak membawa uang tunai. Walaupun saya sudah memasang sign di pintu masuk yang menunjukkan berbagai pembayaran digital akan diterima, mereka sering bertanya apakah bisa membayar secara digital.

Seperti kita ketahui sejak wabah covid19 melanda dunia di awal tahun 2020, khususnya di AS banyak sekali aplikasi pembayaran digital yang bermunculan. Dan mereka semakin diperlukan.

Banyak pelaku bisnis seperti restauran, bengkel, rentals, farmasi, hotel, minimarket, dan sebagainya yang ingin aman dan terhindar dari virus covid19 memilih pembayaran digital yang mereka sebut sebagai contactless transactions.

Contactless transaction adalah transaksi digital yang menggunakan uang sungguhan tetapi bukan berbentuk uang tunai, bisa berupa kartu kredit atau debit dan mobile aplikasi. Berbagai macam aplikasi online di AS yang dipakai warga AS adalah Zelle, Cashapp, PayPal, Venmo, Google Pay, Apple Pay, Facebook Pay, dan masih banyak lainnya.

Hampir semuanya saya punya. Ya karena mereka sangat bermanfaat bagi perkembangan bisnis saya. Beberapa akan mengenakan biaya sekitar 3.5% dan biaya transaksi sekitar 35 cent setiap transaksi. Namun ada juga yang sama sekali tanpa biaya.

Pahitnya, pembayaran melalui transaksi digital mendapatkan perhatian yang sangat besar bagi federal yaitu pemerintahan pusat AS. Mereka menginginkan bagian dari transaksi tersebut. Melalui para pencetus undang-undang, mereka memutuskan suatu keputusan perihal transaksi digital warga AS.

Mereka membuat aturan dan mulai berlaku di awal 2022. Mereka memutuskan bahwa apabila pebisnis menerima uang digital melalui aplikasi online dalam hitungan per tahun sampai mencapai $600, maka uang tersebut akan dikenai Federal Tax atau pajak negara.

Ya, apa boleh buat. Bukankah warga negara yang baik dan patuh harus taat pada undang-undang dan menjalankan kewajiban warga bagi negara?

Terus terang bagi saya dan UMKM lainnya di AS sangat bergantung pada transaksi digital yang semakin marak di dunia digital. Hampir semua warga AS lebih menyukai membawa dompet digital daripada dompet sungguhan yang berisi uang tunai. Kalaupun mereka membawa uang tunai, jumlahnya sangat sedikit.

Saya dan rerata warga AS umumnya mengaku bahwa membayar transaksi melalui dompet digital memiliki lebih banyak keunggulan daripada uang tunai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun