Mohon tunggu...
Willem Martinus
Willem Martinus Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ahok-Djarot: Mengatasi Kemiskinan Lewat Pemberdayaan

23 November 2016   09:54 Diperbarui: 23 November 2016   10:06 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : statistik.tempo.co

Pembangunan dan pengetasan kemiskinan di Jakarta menjadi sorotan para pasangan calon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta. mereka yang maju mengklaim jika program mereka adalah program yang paling ampuh dalam mengatasi kemiskinan di Ibu  Kota.

Janji-janji tentang pemberian dana tunai, hingga bantuan program kerja padat karya saling bersautan mengkalim bahwa program tersebut adalah program yang paling tepat bagi warga Jakarta.

Pasangan Agus-Sylvi mengklaim bahwa yang paling dibutuhkan warga Jakarta  adalah  bantuan  langsung tunai (BLT). Artinya pasangan ini menganggap bahwa uang adalah satu-satunya parameter kemakmuran  hidup  masyarakat Jakarta.

Pasangan ini juga mengatakan bahwa bantuan dana yang diberikan dengan besaran Rp 400.000 berbulan tersebut akan mampu mengentaskan kemiskinan di seluruh wilayah di Jakarta.

Pertanyaanya: Apakah dana tersebut akan cukup untuk memenuhi kebutuhan  sehari-hari  warga?  Biaya hidup di Jakarta yang juga cukup tinggi. Jika dana tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari warga apakah Agus sudah memikirkan tentang alokasi dana tersebut oleh warga?

Misalnya, karena dana tersebut dirasa tidak akan mencukupi kebutuhan sehari-hari, warga akan memilih untuk mengunakan dana tersebut untuk membeli barang-barang yang kurang penting. Misalnya digunakan untuk membeli sepatu mahal atau gadget.Jika demikian tujuan  utama  Agus  untuk meningkatkan taraf hidup warga miskin Jakarta akan dipastikan    gagal.

Berbeda dengan Agus-Sylvi, Djarot menganggap bahwa pemberian dana tunai ke masyarakat Jakarta bukan jalan keluar pengentasan kemiskinan. Lebih lanjut Djarotbahkan mengatakan bahwa jumlah warga miskin di Jakarta telah berkurang. Pernyataannya tersebut dikuatkan oleh data Badan Statistik Pusat (BPS).

Berdasarkan data BPS jumlah warga miskin di Jakarta, angkanya terus menurun. Angka kemiskinan di Jakarta pada Maret 2016 berkisar pada angka 3,75 persen dari tolat jumlah warga Jakarta saat ini.

Menurut Djarot yang menjadi masalah saat ini bukan tentang masyarakat miskinnya, tetapi lebih kepada mengurangi gap antara si kaya dan si miskin. Cara yang paling ampuh menurutnya adalah dengan memberikan subsidi dan perlindungan bagi   mereka.

Subsidi tersebut diberikan dalam bentuk pembebasan dana pendidikan, pembebasan dana kesehatan, subsidi harga moda transportasi, perumahan, dan operasi pasar. Dengan program-program tersebut tentu pengeluaran mereka bisa ditekan, dan pendapatan mereka bisa di saving.

Djarot juga menambahkan bahwa tidak bisa bagi-bagi uang begitu saja. Harusnya dibuatkan program yang terarah. Salah satu program yang diakui Djarot ampuh mengentaskan kemikinan adalah program Penanganan Prasaran dan Sarana Umum (PPSU). Program PPSU adalah program padat karya warga, mendapat pelatihan tentang kebersihan. Hasil pelatihan tersebut warga dapat bergabung menjadi petugas  kebersihan pemda. Sasaran program ini tidak hanya warga miskin, tetapi juga penghuni  rusun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun