Mohon tunggu...
Bobi Willem
Bobi Willem Mohon Tunggu... profesional -

Karyawan Swasta dan Penulis di Papua

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kedamaian Hatiku...

21 Agustus 2014   19:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:57 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wahai saudara-saudariku…

siapapun dan dimanapun...

Situasi ini bukanlah situasi sebenarnya....

Musuh ini bukanlah musuh sebenarnya.....

Pelaku ini bukanlah pelaku sebanarnya....

Bila kita menyimak situasi ini…

Bila kita mencari musuh ini...

Bila kita menduga pelaku ini...

Situasi ini adalah situasi yang dibuat orang

Situasi ini adalah situasi atas nama suku

Musuh ini adalah musuh dibalik nama suku

Pelaku ini adalah pelaku dibalik nama suku

Ternyata dia adalah otang tak dikenal

Ternyata setuasi ini adalah situasi tak dikenal

Ternyata pelaku ini adalah pelaku tak dikenal

Orang Tak dikenal ini, jalan pi bunuh-bunuh kita...

Orang tak dikenal ini, pintar bunuh suku-suku

Orang Tak dikenal ini, tahu karakter suku-suku

Orang tak dikenal ini, bersandiwara atas nama suku-suku

Bila kita tenang...

Dia akan datang…

Dia akan buat onar..

Dia akan bunuh manusia tanpa jejak…

Lalu….

Esok kita ketemu korban baru tanpa pelaku

Esok kita ketemu korban atas nama suku-suku

Esok dia bikin supaya kita baku hantam lagi…

Saudaraku-kawanku, rekan dan sahabatku.....

Situasi ini milik orang tak dikenal....

Marilah kita sadar lihat pergerakan tak dikenal

Jika demikian, kita akan aman

Jika demikian, kita akan damai

Jika demikian, kita akan tenteran

Bila dia masih beraksi..

Kita akan ketemu mayat baru tanpa jejek

Bila dia masih beraksi…

Kita akan saling kejar dan baku bunuh

Ketika keluarga dan sahabat berjatuhan…

Dia santai minum kopi…

Dia santai lipat kaki, pangku tangan

Ternyata itu pekerjaannya,

Meraup keuntungannya…

Salam Damai…

Kotaku Timika

‪#‎William Mahendra#

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun