Saya Wilhelmina Ohoitimur, Mahasiswa D IV Usaha Perjalanan Wisata, Penerima Beasiswa Prestasi STP Trisakti tahun 2017Â
Martha Christina Tiahahu lahir di Nusa Laut, Maluku pada tanggal 4 Januari 1800. Ketika itu, wilayah Maluku masih dikuasai oleh Belanda, terutama dalam hal perdagangan rempah-rempah. Christina kecil adalah anak seorang pemimpin perlawanan rakyat Maluku terhadap Belanda yang bernama Paulus Tiahahu, yang juga dikenal sebagai Kapitan Paulus Tiahahu. Ayah Christina berjuang bersama-sama dengan seorang pahlawan lainnya yang kita kenal sebagai Kapitan Pattimura. Dengan latar belakang keluarga pejuang, Martha Christina Tiahahu kecil pun tumbuh menjadi gadis belia yang mempunyai semangat berjuang seperti ayahnya. Pada umur belasan tahun, Christina sudah mengangkat tombak dan ikut berperang bersama ayahnya dan pasukan Pattimura melawan kekejaman penguasa Belanda.
Perjuangan Christina pun terus dikobarkan seiring berjalannya waktu. Hingga suatu ketika, pasukan perjuangannya tertangkap, termasuk ayahnya yang akhirnya dihukum mati. Kondisi mental Christina muda pun terguncang pada saat itu, hingga akhirnya ia dilepaskan Belanda namun ditangkap lagi dan akan diasingkan ke Pulau Jawa. Dalam perjalanannya menuju pengasingan di Tanah Jawa itulah, Martha Christina Tiahahu menghembuskan nafas terakhirnya karena kondisi kesehatan yang semakin menurun. Pada tanggal 2 Januari 1818, jenazah sang Srikandi Maluku ini disemayamkan di Laut Banda dengan upacara militer. Walaupun perjalanan hidupnya berakhir pada saat itu, namun nama Martha Christina Tiahahu terus dikenang hingga saat ini sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
pemerintah Provinsi Maluku mendedikasikan sebuah Taman Monumen untuk mengenang sejarah perjuangannya. Monumen ini diresmikan oleh Menteri Sosial Republik Indonesia H.M.S Mintaredja SH pada tanggal 2 Januari 1977. Monumen ini berada di wilayah Karang Panjang, bagian kota Ambon yang berbukit-bukit. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja dari Pusat Kota Ambon untuk sampai ke tempat ini dengan kendaraan bermotor. Letak Monumen ini tepat bersebelahan dengan kantor DPRD Provinsi Maluku. Karena berada di daerah ketinggian, dari Taman Monumen ini kita dapat melihat pemandangan Kota Ambon beserta lautan lepas yang menjadi latarnya.
Bagian utama Taman Monumen ini adalah sebuah patung Martha Christina Tiahahu yang cukup besar dan menghadap ke pusat kota Ambon serta laut lepas. Konon, sangat sulit untuk membuat patung berdiri dengan seimbang. Patung baru dapat berdiri dengan seimbang setelah dihadapkan ke Laut Banda, tempat dimana jenazah Martha Christina Tiahahu disemayamkan di kedalaman laut. pada bagian bawah monumen tertulis sebuah prasasti yang berbunyi, "Martha C Tiahahu, mutiara Nusa Laut, Pahlawan Nasional RI, yang berjuang untuk mengusir penjajah Belanda dari Maluku, jatuh pada Januari 2, 1818."
Selain untuk mengenang jasa seorang pahlawan, Taman Monumen Martha Christina Tiahahu juga diperuntukkan untuk pariwisata. Masyarakat lokal maupun wisatawan bebas berkunjung ke taman ini. Biasanya waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini adalah pada sore atau malam hari dimana anda dapat menikmati sunset dan juga gemerlap lampu kota di malam hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI