Mohon tunggu...
Wilda Ayu Lestari
Wilda Ayu Lestari Mohon Tunggu... Guru - SMPN 2 SATAP TANGARAN

hobi membaca buku fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kesadaran Tentang Perundungan Siswa di Sekolah: Perlu Kolaborasi Untuk Menanggulanginya

4 Agustus 2023   15:22 Diperbarui: 4 Agustus 2023   15:26 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perundungan atau yang sering dikenal dengan istilah "bullying", merupakan masalah serius yang terjadi di banyak sekolah bahkan di seluruh dunia. Wardhana mengatakan bahwa perundungan adalah  segala  bentuk  penindasan  dan kekerasan  yang  dilakukan  secara sengaja oleh  satu  atau  beberapa  orang  yang  lebih  kuat  terhadap  orang  lain, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti serta dilakukan secara terus menerus (Wardhana, 2015). Perilaku ini tidak hanya menyebabkan dampak negatif bagi korban, tetapi juga dapat memberikan konsekuensi jangka panjang bagi pelaku dan lingkungan sekolah secara keseluruhan.

Apa itu Perundungan Siswa?
Perundungan siswa adalah tindakan agresif yang dilakukan secara fisik, verbal, atau melalui media digital dengan tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mempermalukan seseorang secara sistematis dan berulang kali. Tindakan perundungan bisa meliputi ejekan, penghinaan, pemukulan, pencurian, dan pengucilan sosial. Hal ini dapat terjadi secara langsung atau melalui platform daring seperti media sosial, yang semakin memperbesar dampaknya.

Menurut Anggin Nuzula Rahma selaku Plt. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas KemenPPPA menyebutkan bahwa berdasarkan data KPAI yang ada sejak tahun 2011 sampai 2019 mencatat terdapat 425 orang anak perempuan dan 574 orang anak laki-laki yang menjadi korban perundungan di sekolah, serta 326 anak perempuan dan 440 anak laki-laki sebagai pelaku perundungan di sekolah. Kemudian pada tahun 2021, di setiap jenjang satuan pendidikan ditemukan sekitar tujuh belas kasus perundungan yang terjadi. Dari data tersebut penting sekali untuk kita meningkatkan kesadaran akan dampak negatif perundungan siswa agar dapat memicu respon dari berbagai pihak untuk mencari solusi yang efektif guna menghadapinya.

Dampak Perundungan Siswa
Dampak dari perundungan siswa bisa sangat merugikan bagi semua pihak yang terlibat. Korban perundungan seringkali mengalami trauma psikologis, stres berkepanjangan, penurunan kepercayaan diri, dan bahkan bisa berujung pada depresi, atau bahkan upaya bunuh diri. Di sisi lain, pelaku juga menghadapi konsekuensi serius, seperti masalah hukum, kesulitan dalam membentuk hubungan sosial yang sehat, dan kemungkinan terlibat dalam tindakan agresif atau kriminal di masa depan.

Lingkungan sekolah pun turut terpengaruh oleh perundungan siswa. Keberadaan intimidasi dan kekerasan di dalam sekolah dapat menciptakan atmosfer yang tidak aman dan tidak kondusif bagi proses belajar-mengajar. Selain itu, siswa yang menyaksikan atau mengetahui perundungan juga bisa merasa cemas, takut, atau bingung yang pada akhirnya mengganggu fokus belajar mereka.

Upaya untuk Menanggulangi Perundungan Siswa
Menanggulangi perundungan siswa merupakan tanggungjawab bersama bagi semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, guru, orangtua, dan siswa itu sendiri. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi perundungan siswa.
1.Pendidikan dan Kampanye Kesadaran: Diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan perundungan siswa melalui kampanye, seminar, dan kegiatan pendidikan tentang bahaya dan dampaknya.
2.Kebijakan Sekolah yang Tegas: Sekolah diharuskan untuk mempunyai kebijakan yang tegas terhadap perundungan serta memberikan sanksi yang sesuai untuk pelaku.
3.Pelatihan untuk Guru dan Staf: Guru dan staf sekolah perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda perundungan dan menanggapi secara tepat.
4.Penguatan Peran Orangtua: Orangtua harus terlibat aktif dalam mengawasi anak-anak mereka, mendengarkan permasalahan yang dihadapi, dan memberikan dukungan emosional.
5.Bantuan Psikologis: Sekolah sebaiknya menyediakan layanan konseling dan dukungan psikologis bagi korban perundungan.
6.Pendekatan Restoratif: Mengadopsi pendekatan restoratif untuk menyelesaikan masalah perundungan dan memperbaiki hubungan di antara para pelaku dan korban.
7.Pentingnya Pengawasan: Pengawasan dari para guru dan staf di area-area sekolah yang rawan perundungan dapat membantu mencegah tindakan negatif.
Jadi, perundungan siswa merupakan masalah yang kompleks dan serius yang perlu ditangani dengan serius oleh seluruh masyarakat. Dengan adanya kesadaran yang semakin meningkat, kolaborasi dan tindakan yang terpadu antara pemerintah, sekolah, orangtua, dan siswa dapat membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, ramah, dan mendukung bagi semua individu yang terlibat di dalamnya. Semoga upaya bersama ini dapat mengurangi dan mengatasi perundungan siswa sehingga setiap siswa dapat merasa aman dan nyaman untuk belajar dan tumbuh secara optimal.
( Penulis Wilda Ayu Lestari, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Satap Tangaran)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun