Mohon tunggu...
MILYUN WIJAYANTI
MILYUN WIJAYANTI Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya guru matematika SMPN 1 Banyuanyar Kabupaten Probolinggo sejak 1991 sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Bertanya, Siswa Jadi Berpikir

22 November 2014   05:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membelajarkan siswa melalui bertanya lebih bermakna daripada membelajarkan siswa melalui menjelaskan (menerangkan). Melalui bertanya kepada siswa sebenarnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktifitas mental (berpikir). Aktifitas mental (berpikir) ini menuntut siswa untuk aktif mengkaji dan menemukan solusi dari pertanyaan yang diajukan oleh guru. Tentu hal ini berbeda saat guru hanya menjelaskan (menerangkan) dimana aktifitas mental siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru.

Meskipun bertanya itu sangat penting dalam proses pembelajaran, bukan berarti bahwa guru bertanya apa saja kepada siswa tanpa perencanaan yang matang. Guru perlu menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang efektif dalam pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan efektif ini perlu dirancang dan dipersiapkan oleh guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Jika perlu pertanyaan efektif yang diajukan kepada siswa dimunculkan di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Sehingga pertanyaan yang diajukan oleh guru benar-benar efektif, bukan pertanyaan yang spontan.

Dari beberapa karakteristik pertanyaan efektif, nampaknya karakteristik pertanyaan yang bersifat atau mengarah ke open ended dapat membelajarkan siswa secara optimal. Melalui open ended siswa ditantang untuk memunculkan kreativitas dan sikap kritisnya untuk menemukan beragam jawaban. Selama ini guru jarang menggunakan open ended karena buku-buku paket yang beredar sebagai sumber belajar juga tidak memuat itu. Jadi siswa kita hanya diajak untuk berpikir linier melalui satu soal satu jawaban. Padahal sangat penting membiasakan siswa untuk berpikir divergen.

Sebagai contoh pertanyaan “sebutkan nama bangun ini?”, “ada berapa rusuk dari kubus?”. Itu adalah beberapa pertanyaan yang harus di desain oleh guru karena pertanyaan itu tidak efektif. Mengapa demikian?. Dengan pertanyaan seperti itu maka siswa hanya sekedar mengingat apa jawabannya, siswa tidak tertantang untuk berpikir lebih.

Berdasarkan hal di atas dan hasil dari diklat on line (DOL) melalui mempelajari bacaan (modul) lalu berdiskusi dan melihat pendapat teman lain, saya banyak mendapat pengalaman berharga tentang pertanyaan efektif.

Saya akan coba menyusun pertanyaan efektif sesuai dengan materi dalam kompetensi dasar, selanjutnya saya gunakan dalam proses pembelajaran di kelas.

"Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun