Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak SBY Minta Bukunya Dong!

6 Februari 2011   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

http://matanews.com/wp-content/uploads/buku-sby2.jpg

Sebagai seorang guru SMP yang haus akan membaca buku, maka saya ingin banget membaca buku-buku pak SBY. Buku-buku yang berjudul 'Lebih Dekat dengan SBY - Jalan Panjang Menuju Istana', 'Lebih Dekat dengan SBY - Merangkai Kata Menguntai Nada', 'Lebih Dekat dengan SBY - Memberdayakan Ekonomi Rakyat Kecil', dan 'Lebih Dekat dengan SBY - Jendela Hati', layak dibaca oleh guru. Dengan begitu saya akan lebih dekat dengan anda sebagai presiden saya. Apalagi bila saya sebagai seorang guru diundang bertemu dengan bapak untuk mengulas buku itu, wah senang banget hati ini. Saya pun akan bisa bersalaman mesra dengan SBY presidenku.

Saya coba tanya sama anak SMP di sekolah, sudah baca buku pak SBY? Jawabnya "belum". Oleh karenanya, sebelum saya keduluan sama anak SMP itu, izinkan saya membaca lebih dulu buku-buku bapak SBY. Agar saya lebih dekat dengan bapak SBY. Bukan hanya pak menteri pendidikan nasional saja yang dekat dengan bapak SBY.

Saya baca berita di detik.com. Mendiknas M Nuh menanggapi dingin beredarnya buku serial SBY di SMP di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Dia menilai tidak ada yang salah dengan buku seri presiden ini. Menurut dia, adalah sekolah yang memilih buku SBY ini, dari usulan penerbit.

Saya kok gak yakin sekolah yang milih, kenapa ya? Gak tahu juga kenapa saya gak yakin. Soalnya yang saya tahu, ana-anak SMP itu lebih suka baca novel negeri 5 menara atau laskar pelangi. Bahkan buku 12 nilai dasar perdamaian lebih disukai oleh mereka. Itu berdasarkan pengamatan saya loh! Gak tahu deh kalau di Tegal.

Kalau ada sekolah yang memilih buku pak SBY, mungkin mereka memang belum mengenal kehebatan bapak SBY. Tapi kenapa ya, kok belinya pakai duit negara? Dipilihin sama penerbit lagi.

Kenapa tidak dibagikan gratis saja seperti buku harus bisa yang saya dapatkan gratis waktu itu.  Di acara HUT PGRI di Senayan tahun 2008, bapak SBY memberikan buku gratis kepada ribuan guru yang hadir. Saya pun senang, dan teman-teman gurupun senang. Maklumlah, waktu itu gaji kami baru saja bapak naikkan, dan uang sertifikasi guru baru saja dicairkan. Wow bahagia sekali kami pada saat itu. Makanya sebagian besar diantara kami memilih bapak SBY menjadi presiden kembali. Secara psikologis jelas dong kami akhirnya memilih bapak menjadi presiden, makanya bapak langsung menang satu putaran saja.

Kalau boleh saya usul, buku-buku bapak diberikan juga gratis kepada para guru dan masyarakat luas. Kalau bisa semua rakyat yang hobi membaca, bapak berikan buku-buku bapak. Sebab banyak rakyat di negeri ini menjadi tak kenal siapa presidennya, karena harga-harga kebutuhan pokok terlanjur melambung tinggi, dan jangankan membeli buku, membacapun belum menjadi budaya di negeri ini.

Pak SBY minta bukunya dong! Saya kepengen banget membaca buku anda yang katanya bagus untuk dibaca. Saya ingin sekali membaca buku-buku bapak itu, dengan begitu saya akan lebih dekat mengenal pak SBY.

Saya baca kembali di detik.com. Menurut pak Mendiknas, Prof. Muh. Nuh, buku soal SBY memiliki nilai positif dan harus disikapi dengan pemilkiran jernih dan bukan dari perspektif politis. "Saya kira ini ada Presiden, anak Pacitan, terpilih dua kali lagi (menjadi Presiden). Ini kan pasti ada positifnya. Itu yang ingin ditunjukkan dalam buku itu," katanya. Beliau  juga menambahkan buku tersebut merupakan buku pengayaan yang mengandung wawasan dan motivasi. Ia membantah jika buku yang terdiri dari 10 judul itu bermuatan politik.

Kalau begitu, mohon maaf pak menteri kenapa buku itu harus dipilihkan penerbit, dan dibeli oleh sekolah? Pakai dana negara pula. Bukankah lebih baik dibagikan saja secara gratis kepada mereka yang memang butuh buku itu seperti saya? Tentu dengan senang hati, dan berbunga-bunga saya akan menerimanya. Siapa tahu, saya yang akan menggantikan pak SBY kelak sebagai presiden Indonesia berikutnya setelah membaca buku mengenal SBY itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun