Di kota-kota besar, sekolah dengan fasilitas lengkap mudah dijumpai, tetapi di pelosok negeri, masih ada sekolah berdinding bambu dengan guru yang mengajar penuh keterbatasan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendidikan bermutu belum merata. Padahal, setiap anak Indonesia, tanpa terkecuali, berhak mendapatkan layanan pendidikan yang sama.
Pendidikan bermutu bukan sekadar kurikulum yang baik atau fasilitas yang modern. Lebih dari itu, pendidikan bermutu adalah proses yang menghadirkan guru berkualitas, siswa yang sehat, lingkungan belajar yang aman, serta dukungan orang tua dan masyarakat.
Pemikiran Omjay: Guru Harus Menulis dan Berbagi
Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd, atau yang akrab disapa Omjay, merupakan sosok guru yang tak pernah lelah mendorong rekan-rekan sejawatnya untuk terus belajar dan berbagi. Melalui blog pribadinya, ia selalu menulis pengalaman, refleksi, hingga kritik konstruktif tentang dunia pendidikan.
"Guru yang menulis akan abadi sepanjang masa," begitu salah satu kalimat andalan Omjay. Baginya, pendidikan bermutu hanya bisa terwujud bila guru tidak berhenti meningkatkan kompetensi. Menulis adalah salah satu cara agar pengetahuan tidak hanya berhenti pada diri sendiri, tetapi bisa diwariskan untuk generasi berikutnya.
Omjay juga mengingatkan bahwa teknologi hanyalah alat bantu. Yang terpenting adalah hati seorang guru. Pendidikan yang sejati tidak akan pernah digantikan mesin, sebab di dalamnya ada nilai kasih sayang, keteladanan, dan keikhlasan. Pemikiran inilah yang membuat Omjay dipercaya banyak komunitas guru sebagai penggerak literasi.
Perjuangan PGRI untuk Guru dan Pendidikan
Selain peran individu guru seperti Omjay, organisasi profesi juga memegang peranan penting. PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) sejak lama menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan nasib guru.
Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, PGRI terus menyuarakan isu-isu penting: mulai dari status dan kesejahteraan guru honorer, perlindungan hukum terhadap guru, hingga peningkatan kompetensi tenaga pendidik. PGRI juga aktif mendorong pemerintah agar kebijakan pendidikan benar-benar berpihak pada peningkatan kualitas, bukan hanya angka.