Motivasi omjay kali ini berasal dari ucapan motivator kelas dunia William Arthur. Inilah topik kisah omjay kali ini di kompasiana.
Guru Biasa, Guru Baik, Guru Hebat, dan Guru Luar Biasa
William Arthur Ward, seorang penulis dan motivator asal Amerika, pernah menyampaikan sebuah kutipan yang hingga kini sering dikutip dalam dunia pendidikan:
"Guru biasa hanya berbicara. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang hebat menunjukkan. Guru yang luar biasa menginspirasi."
Kutipan sederhana ini menyimpan makna yang sangat dalam tentang perjalanan seorang pendidik. Guru bukan sekadar profesi, melainkan sebuah panggilan hati. Di tangan seorang guru, generasi bisa tumbuh menjadi pribadi cerdas, berkarakter, bahkan mampu mengubah peradaban. Mari kita renungkan empat tipe guru dalam kutipan Ward ini, lalu kita lihat bagaimana seharusnya guru di Indonesia menempatkan dirinya.
1. Guru Biasa Hanya Berbicara
Guru biasa hanya menjalankan rutinitas. Ia hadir di kelas, membuka buku, menjelaskan sedikit, lalu menutup pelajaran tanpa memastikan apakah murid memahami atau tidak. Ia mungkin berfokus pada kewajiban administratif: mengisi absen, menulis nilai, dan menyelesaikan target kurikulum.
Di hadapan murid, guru semacam ini hanya terdengar seperti "suara latar". Murid hadir, duduk, mendengar, tetapi tidak benar-benar mendapat pengalaman belajar yang bermakna. Mereka mungkin bisa mengingat, tetapi tidak memahami.
Di Indonesia, tidak sedikit murid yang akhirnya berkata, "Pak guru atau bu guru hanya ngomong saja, saya tidak mengerti apa-apa." Itu pertanda proses belajar hanya sebatas formalitas, tanpa menyentuh hati.
2. Guru yang Baik Menjelaskan