Gaji Guru Kecil dan Gaji Anggota DPR Besar Bagaikan Bumi dan Langit. Inilah kisah omjay dalam cerita humor antara guru dan anggota dpr yang terhormat.
Di sebuah warung kopi sederhana, seorang guru honorer sedang duduk sambil menunggu gorengan panas.Â
Tak lama kemudian, datang seorang anggota DPR yang kebetulan mampir setelah reses. Resesnya katanya sih "serap aspirasi rakyat," tapi lebih mirip serap kopi dan aspirasi perut.
Mereka pun terlibat percakapan satir yang bikin telinga panas tapi perut tergelitik.
Dialog Satir: Guru vs Anggota DPR
Guru:
"Pak, saya dengar gaji anggota DPR itu besar sekali ya? Katanya bisa lebih dari Rp70 juta per bulan?"
DPR:
"Ah, itu gosip, Bu. Gaji pokok saya cuma Rp4 juta. Tapi ya... ada tunjangan komunikasi, tunjangan aspirasi, tunjangan rumah, tunjangan perjalanan dinas, tunjangan makan, tunjangan pulsa, tunjangan parkir, tunjangan tersenyum saat difoto... ya jadinya segitulah."
Guru (menelan ludah):
"Alhamdulillah, luar biasa. Sementara saya, Bu Guru honorer, sebulan gajinya Rp500 ribu. Itu pun kadang telat tiga bulan. Jadi kalau dihitung, saya hidup pakai sistem 'bayar di muka dengan doa'."
DPR (tertawa kecil):
"Ya maklum Bu, jabatan kami berat. Kami harus rapat, sidang, membuat undang-undang."
Guru:
"Rapat? Ah iya, saya sering lihat di TV. Berat ya, Pak, menahan kantuk di ruang sidang ber-AC."
DPR (salah tingkah):
"Itu hanya oknum, Bu. Jangan digeneralisasi. Kami juga serius bekerja, meski kadang ada yang main HP saat rapat. Itu kan multitasking."