Tak ada kata terlambat untuk belajar. Dunia digital berkembang begitu cepat, dan jika ingin membimbing anak, orang tua pun harus ikut belajar. Kenali aplikasi-aplikasi yang sedang populer, pahami media sosial yang digunakan anak, dan pelajari istilah-istilah baru dalam dunia digital.
Anda bisa mengikuti webinar parenting digital, membaca artikel teknologi, atau sekadar berdiskusi dengan sesama orang tua. Semakin Anda memahami dunia digital, semakin kuat posisi Anda dalam membimbing anak. Ingat, Anda tak bisa melarang apa yang tidak Anda pahami.
3. Gunakan Aplikasi Parental Control
Banyak orang tua merasa takut kehilangan kendali atas aktivitas online anak. Namun kini tersedia banyak teknologi yang bisa membantu. Aplikasi parental control memungkinkan Anda memantau dan mengelola waktu layar anak, menyaring konten tidak pantas, dan bahkan melacak lokasi perangkat.
Beberapa aplikasi populer seperti Google Family Link, Norton Family, atau Qustodio dapat Anda coba. Tapi ingat, penggunaan parental control sebaiknya disertai penjelasan pada anak. Katakan bahwa Anda ingin melindungi mereka, bukan memata-matai. Transparansi akan membangun kepercayaan.
4. Buat Aturan Bersama Anak
Setiap rumah sebaiknya memiliki aturan digital yang disepakati bersama. Buat kesepakatan tentang durasi penggunaan gawai, waktu tanpa layar (screen-free time), aplikasi yang boleh diakses, hingga etika berkomentar di media sosial. Libatkan anak dalam membuat aturan tersebut agar mereka merasa memiliki dan bersedia mematuhi.
Contohnya, Anda bisa membuat aturan bahwa semua anggota keluarga menyimpan gawai di tempat khusus saat makan malam, atau tidak menggunakan ponsel satu jam sebelum tidur. Tuliskan aturan tersebut dan tempelkan di ruang keluarga sebagai pengingat bersama.
5. Jadi Teman Baik bagi Anak
Anak-anak tak selalu membutuhkan guru yang menggurui, tapi mereka sangat membutuhkan teman yang mendengarkan. Jadilah teman digital mereka. Sesekali ajak anak menonton YouTube bersama, bermain game bareng, atau diskusi soal konten yang sedang viral.
Dengan menjadi teman, Anda akan lebih mudah menyusup ke dunia mereka tanpa terasa mengintimidasi. Anak pun akan merasa bahwa dunia digital bukanlah tempat untuk bersembunyi dari orang tua, tapi ruang yang bisa dijelajahi bersama.