Workshop Pengembangan Pembelajaran Kokurikuler: Membangun Karakter dan Kompetensi Siswa di SMP Labschool Jakarta. Inilah kisah Omjay atau Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay). Sekjen ikatan guru informatika PGRI.
Dalam semangat mewujudkan pendidikan yang menyeluruh dan relevan dengan tuntutan zaman, SMP Labschool Jakarta menggelar Workshop Pengembangan Pembelajaran Kokurikuler.Â
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya penguatan pendidikan karakter dan kompetensi siswa yang tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman belajar yang nyata, kontekstual, dan kolaboratif.
Makna Kokurikuler dalam Kurikulum Merdeka
Kegiatan kokurikuler adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang berada di antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Ia bersifat wajib, terstruktur, dan dirancang untuk memperkuat kompetensi dasar siswa melalui pengalaman praktis yang selaras dengan mata pelajaran.Â
Misalnya, pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan melalui lomba pidato, pelajaran IPA diperkuat dengan observasi lapangan, atau pelajaran Informatika diperdalam lewat pembuatan game edukatif berbasis Scratch.
Kokurikuler bukan sekadar kegiatan tambahan, melainkan bagian integral dari kurikulum yang memfasilitasi siswa untuk mengalami langsung proses berpikir kritis, bekerja sama, berkreasi, dan berempati.
Kegiatan Workshop di SMP Labschool Jakarta
Workshop yang diadakan di aula SMP Labschool Jakarta ini melibatkan seluruh guru dari jenjang SMP serta beberapa guru tamu dari Labschool Cibubur, Ciracas, Kebayoran, dan Cirendeu.Â
Workshop diselenggarakan dengan pola berbasis praktik dan refleksi, agar guru dapat langsung merancang dan mempresentasikan ide kegiatan kokurikuler yang sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Narasumber berasal dari pusmenjar kemdikdasmen.
Acara workshop dibuka dengan sambutan Prof. Dr. Totok Bintoro, M.Pd., Kepala BPS Labschool UNJ, yang menekankan pentingnya membangun konstruksi pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.Â
"Pendidikan Labschool dirancang untuk menyeimbangkan antara pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Kegiatan kokurikuler adalah salah satu jembatan utama yang menyatukan semua aspek itu.Â
Kita tidak ingin siswa hanya cerdas di atas kertas, tapi juga mampu menjadi pemimpin masa depan yang tangguh dan bijaksana," tegas Prof. Totok dalam sambutannya.
Beliau juga menyampaikan bahwa guru Labschool harus menjadi motor penggerak inovasi pembelajaran, dan tidak terpaku pada metode konvensional semata. Beliau menyampaikan dengan jelas kontruksi pendidikan Labschool yang berada di bawah naungan yayasan pembina unj.
Hari kedua, minggu depan rencana para guru akan menyusun rencana pembelajaran dan mendiskusikan serta mempresentasikan rancangan kegiatan kokurikuler.Â
Beberapa ide menarik yang muncul antara lain:
A. Simulasi sidang Mahkamah Konstitusi untuk pelajaran PPKn
B. Festival sains mini dalam pelajaran IPA
C.Kelas terbuka debat publik untuk pelajaran Bahasa Indonesia
D. Projek pembuatan media kampanye digital dalam pelajaran Informatika
Sesi ini tidak hanya memperlihatkan kreativitas guru, tetapi juga menjadi ajang pertukaran gagasan lintas mata pelajaran.
Mengapa Kokurikuler Itu Penting?
1. Pembelajaran Lebih Hidup dan Kontekstual
Kegiatan kokurikuler menjadikan pelajaran terasa nyata dan dekat dengan kehidupan siswa, sehingga mereka lebih mudah memahami dan mengaplikasikannya.
2. Menumbuhkan Karakter dan Kompetensi Abad 21
Dalam kegiatan kokurikuler, siswa dilatih untuk berkolaborasi, berpikir kritis, berinovasi, dan berkomunikasi secara efektif.
3. Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Kokurikuler adalah wahana yang sangat tepat untuk menumbuhkan nilai-nilai dalam Profil Pelajar Pancasila, seperti gotong royong, bernalar kritis, dan mandiri.
4. Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memberi ruang luas bagi pengembangan pembelajaran berdiferensiasi. Kokurikuler menjadi alat untuk menyesuaikan pendekatan dengan minat dan kebutuhan siswa.
Suasana Kolaboratif dan Penuh Semangat
Aula teater kecil SMP Labschool Jakarta dipenuhi semangat kebersamaan dan semangat ingin belajar.Â
Guru-guru saling berbagi cerita, tantangan, dan strategi pembelajaran yang telah mereka lakukan di kelas.Â
Beberapa guru bahkan berencana menggabungkan kegiatan kokurikuler antar mata pelajaran agar pembelajaran terasa lebih terintegrasi.
"Saya terinspirasi membuat kegiatan gabungan antara Informatika dan Bahasa Indonesia, di mana siswa membuat blog pribadi tentang pengalaman belajar mereka," ujar Omjay, guru Informatika.
"Saya tertarik membuat permainan edukatif sejarah berbasis role play," timpal Pak Hilmi, guru IPA.
Penutup: Kokurikuler sebagai Jantung Pendidikan Holistik
Workshop ini bukan hanya rutinitas pelatihan guru. Ia menjadi bagian dari konstruksi besar pendidikan Labschool, yaitu mewujudkan pendidikan yang menyentuh hati, pikiran, dan tindakan.Â
Di bawah arahan para pemimpin pendidikan seperti Prof. Dr. Totok Bintoro dan dukungan penuh dari UNJ, SMP Labschool Jakarta terus berupaya menjadi pelopor perubahan dalam dunia pendidikan.
Kegiatan kokurikuler bukan sekadar pelengkap, tetapi jantung dari pendidikan yang membentuk manusia indonesia seutuhnya.
Demikianlah kisah Omjay tentang kegiatan workshop yang dilaksanakan di aula teater kecil Labschool Jakarta. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana.
Salam blogger persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru blogger Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI