> "Kami di Papua merasa diperhatikan oleh PGRI. Mereka datang ke tempat kami, bawa pelatihan, bawa motivasi. Jangan nilai PGRI cuma dari medsos."
Aris Munandar, Guru MTs dari Sumatera Barat:
> "Kalau kita ingin PGRI kuat, ya harus kita isi. Jangan hanya jadi penonton. Kita masuk, kita kritik dengan data, dan kita bantu perbaiki dari dalam."
Komentar Omjay: Jangan Merobohkan Rumah Kita Sendiri
Sebagai orang yang dulu sangat kritis terhadap PGRI, saya, Omjay, menyadari satu hal penting: kita tidak bisa memperbaiki sesuatu hanya dengan marah. Perubahan membutuhkan keterlibatan.
> "Kalau rumah kita bocor, kita perbaiki, bukan kita robohkan. Jangan biarkan emosi sesaat membuat kita kehilangan tempat berjuang bersama."
Penutup: PGRI Bukan untuk Dibubarkan, Tapi Diperkuat
PGRI memang tidak sempurna, tapi membubarkannya bukanlah solusi. Justru, itu sama saja mencabut akar perjuangan guru dari sejarah bangsa ini. Apa pun masalahnya, mari kita sikapi dengan kepala dingin dan semangat perbaikan.
Karena sejatinya, PGRI adalah milik kita semua---dari guru, oleh guru, dan untuk guru.
Mari jaga, rawat, dan bangun rumah kita bersama.
Catatan Penutup: Tulisan ini bukan untuk membungkam kritik, tetapi untuk mengajak semua guru agar tidak hanya menuntut, tapi juga terlibat dan memperkuat barisan. Jika bukan kita yang membela PGRI, lalu siapa?
Salam blogger persahabatan
Wijaya Kusumah - omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com