Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Sudah Tua Kok Baru Belajar Ngaji!"

6 Februari 2023   10:54 Diperbarui: 6 Februari 2023   11:02 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maradona, Pele, dan Platini/dokpri

Anugerah makin terbuka luas, karena anugerah waktu sejati, paling utama, adalah anugerah masa depan. Setiap orang punya masa depan yang cemerlang. Masa depan adalah anugerah yang besar. Mari kita rajut masa depan cemerlang dengan mensyukuri anugerah masa kini dan berbekal masa lalu.

Maradona, Pele, dan Platini/dokpri
Maradona, Pele, dan Platini/dokpri

Mari kita belajar dari sejarah. Pada Piala Dunia 1986 Maradona, Pele dan Platini berfoto bersama. Mereka adalah 3 legenda  sepakbola bola dunia.  Maradona yang waktu itu berkampanye untuk gerakan anti narkoba, Platini yang waktu itu berkampanye untuk  gerakan anti korupsi.  Sedangkan Pele yang waktu  itu berkampanye untuk gerakan hak anak anak sedunia.

Waktu berlalu dengan cepat, sekarang hidup Maradona berakhir menjadi pecandu narkoba, Platini kena kasus korupsi di organisasi FIFA dan sekarang dilarang terlibat dalam kepengurusan sepak bola, dan Pele menolak untuk  mengakui anak hasil hubungan gelapnya dengan pembantu rumahnya di tahun 1964.

Anak yang  bernama Sandra Regina Arantes itu akhirnya memenangkan kasus itu liwat test DNA, lalu dia menulis buku berjudul "Anak yang tak diinginkan oleh sang Raja" yang menceritakan hubungan ibunya dengan  Pele.

Ada dua pelajaran penting dari foto diatas ;
1) Tak ada manusia yang sempurna
2) Jangan terkecoh oleh penampilan

Omjay banyak belajar dari ustadz Abdul Hamid, beliau menuliskan beberapa point penting, yaitu:

1. Kini, semua gambaran itu bisa kita ubah menjadi hari hari bahagia penuh senyum dan tawa.

Sekarang, kesepian bisa diobati dengan komunikasi yang mudah, akses luas nyaris tanpa batas. Mempermudah bersosialisasi, beraktifitas dan menikmati berbagai tayangan yang tersedia di medsos, mudah berkomunikasi dengan kawan kawan lama, bahkan membangun dan menjalin Silatur Rahim, persahabatan dengan ragam kalangan yang sebelumnya tidak dikenal.

Apalagi jika rutin shalat berjamaah di Masjid dan ikut Ta'lim. Sungguh suatu kenikmatan yang luar biasa dalam Rahmat Allah SWT.
Hidup menjadi lebih hangat dan banyak tawa penuh berkah.

2. Mereka yang tua dan terkena penyakit diabetes, asamurat, darah tinggi dsb, nampak lebih berdaya tahan, dan tetap ceria, karena bertemu dengan komunitas yang sama, lalu berbagi informasi, memberi semangat, menghibur dan saling menguatkan. Mereka selalu gembiran dan ceria di hari tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun