Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rumah Besar itu Bernama PGRI

5 Desember 2021   10:55 Diperbarui: 6 Desember 2021   09:34 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah guru itu bernama PGRI. Rumah besar yang seharusnya diisi para guru dan tenaga kependidikan.


Dalam perjalanan menuju Bandung saya menulis. Saya menulis tentang kegiatan guru yang ada di PGRI. Kami terus bergerak dengan hati untuk pulihkan pendidikan.


https://youtu.be/JEavpwSXq4I


Tidak mudah bergerak dengan hati. Sebab kita harus hati-hati. Salah melangkah akibatnya parah. Kita perlu bergerak bersama memakmurkan negeri dan meningkatkan mutu pendidikan di negeri ini.

Memasuki usianya yang ke-76, PGRI terus membangun rumah guru semakin cantik dan enak dipandang. Berbagai program yang dibuat untuk guru dan tenaga kependidikan lainnya dikemas dengan cara yang menarik.

Belum sempurna tapi hasilnya bisa dirasakan bersama. PGRI menolak menyerah pada Corona. Kelas-kelas online dan offline dibuka dengan berbagai cara. Agar guru Indonesia merasakan manfaatnya. Ujung dari semua itu adalah kompetensi guru meningkat dan guru semakin sejahtera. Tidak ada lagi guru yang dibayar murah.

Perjuangan belum berhenti dan kita sebagai guru belum sepenuhnya merdeka belajar dan mengajar. Guru masih disibukkan dengan urusan administrasi dan birokrasi. Bergerak dengan hati dan pulihkan pendidikan harus terus dikampanyekan. Bangsa ini memerlukan sosok guru inspiratif yang dapat menjadi contoh untuk guru lainnya.

Teruslah bermanfaat untuk semua. Kembalilah ke rumah guru. PGRI adalah rumah kita. Bergabung dan menjadi anggota PGRI dengan sepenuh hati. Jangan menunggu apa yang PGRI berikan padamu. Tapi berikan apa yang anda bisa untuk PGRI.

Ada saatnya kita berhenti sejenak untuk mengisi bahan bakar. Seperti bus Primajasa yang saya tumpangi menuju Bandung. Kami berhenti di km 57 untuk mengisi solar. Beberapa penumpang turun untuk pergi ke toilet SPBU.

Begitulah kegiatan di PGRI. Kita perlu mengisi bahan bakar agar kendaraan kita lancar sampai tujuan. PGRI hadir sebagai kendaraan para guru untuk maju mencapai tujuan. Perlu waktu mencapai tujuan itu. Nikmati perjalanannya. Terkadang ada yang lancar dan terkadang ada kemacetan. Semua itu akan dialami dalam berorganisasi di PGRI.

Ayo bergabung di PGRI. Rasakan manfaatnya setelah guru bergabung di organisasi PGRI. Suka dan duka kita rasakan bersama. Seperti pesan presiden Jokowi di HUT PGRI. Mari kita gunakan teknologi untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan untuk semua. Daring dan luring adalah 2 pilihan yang bisa kita kombinasikan menjadi hybrid learning.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada organisasi guru yang sempurna. Mari kembali ke rumah kita. Rumah para guru Indonesia. Rumah itu bernama PGRI. Persatuan Guru Republik Indonesia.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com


Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun