Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumitnya Menjadi 'Papua' di Negeri Bernama 'Indonesia'

3 Desember 2020   08:17 Diperbarui: 3 Desember 2020   08:52 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyum khas orang Papua.

Setiap tahunnya sejak 1945, tanggal 17 Agustus merupakan angka keramat bagi bangsa bernama Indonesia. Tanggal 17 telah dipilih sebagai waktu untuk membacakan proklamasi kemerdekaan dari penjajahan asing, yaitu Jepang. Sejumlah tokoh bangsa telah sepakat bahwa negeri baru tersebut bernama Indonesia, dengan wilayah membentang dari Sabang di Sumatera hingga Merauke di Irian Barat (kini Papua).

Menyoal Papua, lain lagi kisahnya mengapa sepotong pulau yang dulu disebut sebagai Irian Jaya tersebut menjadi bagian dari Indonesia. Karena sebagian lainnya dari Pulau Papua adalah negara bernama Papua New Guinea. Penggabungan Irian Barat (Papua) ke dalam wilayah Indonesia berbuntut panjang, hingga saat ini. 

Bahkan, pada 16 Agustus 2019 terjadi penangkapan sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya yang menimbulkan kemarahan publik. Gara-garanya, bendera merah putih yang dipasang Pemerintah Kota Surabaya di Asrama Papua jatuh ke got. Sebelumnya, sejumlah mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya melakukan aksi damai dalam memperingati Perjanjian New York antara Indonesia dan Belanda pada 15 Agustus 1962, sebagai pintu masuknya Irian Barat ke Indonesia pada 1969. 

Penangkapan sejumlah mahasiswa Papua oleh militer bukan saja menimbulkan kemarahan, melainkan memicu kerusuhan. Kondisi ini bukan saja dinilai kontradiksi dengan suasana peringatan HUT RI ke 74 tahun. Melainkan juga sarat dengan sentimen SARA. Lalu, baru-baru ini seorang aktivis kemerdekaan Papua Barat memproklamirkan dirinya sebagai presiden sementara Papua Barat. Hal ini sudah menjadi gonjang-ganjing di media massa. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya....

SIAPAKAH ORANG PAPUA?
Papua adalah sebuah pulau yang sangat luas. Di peta dunia, Pulau Papua ini akan tampak seperti seekor burung. Pulau Papua ini dibagi menjadi dua wilayah. Bagian barat masuk wilayah Indonesia, yang pada masa kolonial Hindia-Belanda bernama Nugini-Belanda (Nederlands Niuew-Guinea atau Dutch New Guinea). Sementara bagian timur adalah milik negara lain bernama Papua New Guinea. Sejak 1969-1973 Nugini-Belanda ini bernama Irian Barat, yang kemudian diganti menjadi Irian Jaya saat Presiden Soeharto meresmikan berdirinya tambang Freeport. 

Lalu, berdasarkan UU No. 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua, wilayah Irian Barat berganti nama menjadi Papua. Pada tahun 2003, Provinsi Papua dibagi menjadi dua wilayah administratif yaitu Papua dan Papua Barat. Nah, nama Papua Barat ini sering digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.

Papua merupakan pulau terluas kedua di dunia setelah Greenland di Eropa. Papua memiliki luas 890.000 km. Jika dilihat dari kondisi geografisnya yang merupakan pegunungan, Papua dipastikan sebagai pulau yang kaya akan sumber daya alam, termasuk bahan tambang. Kondisi geografis Papua yang sulit ditembus membuatnya mengalami keterlambatan persentuhan dengan dunia modern, dan hingga 2019 wilayah di Papua masih banyak yang belum terjamah pembangunan.

Hm, lumayan sulit untuk menggali sejarah keberadaan manusia di pulau Papua. Tapi, mengacu pada berbagai sumber, mari kita mulai pada tahun 200 M, ketika seorang ahli geografi Romawi bernama Klaudius Ptolemaeus menyebut pulau Papua sebagai Labadios dalam laporan ekspedisinya. Kemudian, bangsa China memberinya nama Tungki pada sekitar 500 M yang katanya nama tersebut ditemukan pada catatan harian seorang pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kuan, di mana dia menyatakan bahwa asal rempah-rempah dan bulu burung Cendrawasih yang mereka bawa berasal dari Tungki.

Pada 511 M, Antonio d'Arbau pelaut asal Portugis menyebutnya sebagai Os Papuas atau llha de Papo. Menyusul kemudian Don Jorge de Menetes, pelaut asal Spanyol yang mampir di Papua pada 1526-1527 tetap menyebut Papua, yang ia ketahui dari catatan harian Antonio Figafetta, juru tulis pelayaran Magelhaens yang mengelilingi dunia dan menyebutnya dengan nama Papua. Nama Papua diketahui Figafetta saat singgah di Tidore. Selanjutnya, pada 600 M kerajaan Sriwijaya menyebutnya sebagai Janggi. Pada 700 M pedagang dari Persia dan Gujarat yang mulai berdatangan ke Papua menyebutnya sebagai Dwi Panta dan Samundrata, yang bermakna Ujung Samudera dan Ujung Lautan.

Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa orang-orang yang tinggal di Papua berasal dari daratan Asia yang bermigrasi menggunakan kapal laut pada sekitar 30.000 hingga 50.000 tahun yang lalu. Rupanya, setelah sampai di pulau Papua, mereka tidak melanjutkan pelayaran sehingga kemurnian ras mereka tetap terjaga dan karakter fisik mereka jauh berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia pada umumnya. Para penjelajah Eropa yang pertama kali datang ke Papua menyebut penduduknya sebagai orang Melanesia, artinya orang berkulit hitam (Mela). 

Orang-orang Portugis dan bangsa-bangsa Asia Tenggara yang kemudian berinteraksi dengan penduduk pulau tersebut menyebut mereka sebagai orang Papua, berasal dari sebutan untuk penduduknya yang berambut keriting sebagaimana ditemukan pada penduduk di wilayah selatan benua Afrika. Kerajaan Majapahit pada tahun 1300 M menyebut Papua sebagai Wanin dan Sram. Kata Wanin untuk menunjuk Semenanjung Onik di Fak-Fak dan Sram, yaitu pulau Seram dan Maluku, yang bisa saja merupakan tempat asal budak yang dibawa ke Majapahit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun