Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Membongkar Mitos Selaput Dara dan Keperawanan

19 Desember 2019   07:13 Diperbarui: 19 Desember 2019   19:46 2552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia bercerita bahwa peristiwa jatuhnya anaknya dari toilet membuatnya takut anaknya akan mengalami kerusakan selaput dara. Ya Tuhan! Si ibu lebih peduli selaput dara daripada si anak punya kemungkinan patah tulang atau stroke atau apapun yang bisa bikin cacat!

Parahnya, dalam banyak masyarakat keperawanan itu simbol kesucian lahir dan batin seorang perempuan. Para perempuan perawan dihormati melebihi para perempuan yang telah menikah dan memiliki anak. Makanya nggak heran kalau kaum lelaki terobsesi untuk menikah dengan perempuan perawan, meskipun si lelaki seorang bajingan.

Di sejumlah negara bahkan ada lho ibu mertua yang menunggui sepasang pengantin melakukan hubungan seksual untuk memastikan bahwa si menantu perempuan memang perawan; trus dia akan mengecek sprei untuk memastikan darah perawan mengotori sprei dan memamerkannya ke anggota keluarga bahwa keperawanan si perempuan telah berhasil ditaklukkan si pengantin lelaki.

Karena orang-orang terobsesi dengan keperawanan, banyak perempuan yang merasa bersalah ketika malam pertama dengan suaminya sama sekali nggak ada dara yang keluar dan mengotori sprei.

Otomatis orang-orang akan mengira si pengantin perempuan nggak perawan, meskipun secara medis memang nggak semua perempuan mengeluarkan darah saat selaput dara robek ketika berhubungan seksual untuk pertama kalinya. Obsesi atas keperawanan ini juga membuat orang tidak menghargai perempuan yang telah menikah atau bercerai. 

Sehingga jika seorang lelaki menikahi seorang janda, maka akan disebut menikah dengan sepah alias bekas alias rongsokan. Gila kan? Orang-orang yang berpikir demikian memang nggak punya otak. Jika seorang lelaki dengan seenak jidat menunjuk perempuan yang tidak perawan sebagai sepah atau sampah, berarti dia sedang menyumpahi ibu yang melahirkannya sebagai sampah. Hmm, biasa kualat lho!

YUK MENGENAL MITOS-MITOS GILA SEPUTAR KEPERAWANAN

Pertama, mitos yang paling terkenal adalah bahwa selaput dara merupakan alat ukur keperawanan. Katanya, kalau selaput dara robek seperti ditembus penis, artinya udah nggak perawan.

Pertanyaannya, karena vagina merupakan sesuatu seperti lorong, trus dibagian mana gitu selaput dara menutupi si lorong itu? Nah, kalau selama ini yang disebut selaput dara menutupi lubang vagina, trus kenapa kita kaum perempuan bisa pipis dan haid? Silakan dipikirkan keanehan ini hahaha.

Kedua, keperawanan dianggap menandakan kesucian seorang perempuan dan ia lebih disukai dari mereka yang telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Mitos ini dilanjutkan dengan ekspektasi bahwa seks paling sehat ya dilakukan dalam pernikahan.

Nah, mitos ini nih yang bikin kita jadi bahan taruhan kaum lelaki, seakan-akan dengan menikahi perempuan perawan ia telah memenangkan sebuah pertarungan dan mendapatkan hadiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun