Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekspor Budaya ala Korea Selatan dalam Menggenggam Pasar Dunia

18 Desember 2019   06:46 Diperbarui: 23 Desember 2019   09:03 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana berpose bersama Boyband Super Junior | starsdaily.net

Drakor nggak sekadar cerita picisan macam telenovela atau sinetron. Para aktris dan aktor yang menjadi pemeran utama sekaligus merupakan pengiklan bagi produk-produk industri khas Korea Selatan seperti makanan, skincare, kosmetik, minuman, makanan, ponsel, sepatu, tas, pakaian, kacamata, dan lain-lain.

Drakor nggak hanya menjadi hiburan harian warga Asia, melainkan Amerika, Eropa sampai Timur Tengah. Berikut sejumlah alasan mengapa drakor begitu populer:

  • Eye Candy! Artinya, para pemain terutama pemeran utama yang dipasang sangat attractive dan dengan tepat memuaskan pandangan mata penonton.

  • Cultural Appeal: yaitu setiap kali menonton drakor, pemirsa disuguhkan sajian budaya dalam keseharian masyarakat Korea selatan sehingga cerita drakor menjadi memikat, bagi warga dunia untuk mempelajari budaya bahkan berkunjung ke Korea selatan. Misalnya tentang budaya orang Korea Selatan yang melepas alas kaki dari luar dan menggantinya dengan alas kaki khusus di rumah tanpa disuruh.

  • Squeaky clean: maknanya bahwa drakor lebih bersih dari kekerasan, kata-kata kasar, bahkan adegan berciuman layaknya dalam opera sabun Amerika. Bahkan penonton sangat menyukai drakor yang sama sekali bersih dari scene yang menunjukkan darah atau genangan darah akibat perkelahian.

  • Precious moment: scene dalam drakor memberi titik tekan pada momen-momen tertentu yang sangat berharga, seperti tingkah yang lucu dan imut, perasaan romantis dan hal-hal lucu lainnya yang membuat cerita menjadi ringan dan menghibur.

  • Vocabulary stretch: percakapan-percakapan dalam drakor memberi kesan tersendiri bagi para penggemarnya, termasuk penekanan pada kata-kata tertentu yang mudah diingat dan diucapkan oleh penonton selain orang Korea Selatan. Misalnya orang akan ingat kata "Oppa" untuk memanggil pacar, atau "Eunni" untuk memanggil kakak perempuan, "atau "Noona" untuk lelaki yang lebih muda memanggil perempuan yang lebih tua.

  • Cool clothes: para penggemar drakor tentu tak asing dengan fashion dalam drakor yang selalu up to date, terutama untuk penampilan orang-orang kaya yang seakan-alan mereka baru saja turun dari runaway dalam sebuah fashion show. Maka tak heran jika drakor juga berpengaruh pada tingginya minat dunia pada fashion asal Korea Selatan.

  • Mouthwatering food: drakor nggak pernah absen dari kegiatan makan-makan meski hanya sekedar ramen panas, camilan dengan soju, atau snack dengan minuman berkarbonasi. Terlebih lagi kalau di drakor yang memang bertema makanan. Mampus sudah kita dibuat lapar sepanjang menonton drakor.

  • Rocking music: musik atau lagu yang menjadi soundtrack drakor biasanya sangat keren, memikat dan membuat penonton terikat secara emosional.

  • Smorgasbord of choice: cerita-cerita drakor itu dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan penggemarnya. Ada banyak pilihan genre mulai dari romantis, historis, horror, action, comedy, dan lain sebagainya sehingga konsumen bebas menentukan pilihan menonton drakor yang mereka inginkan kapan saja dari mana saja di seluruh dunia yang penting ada jaringan internet.

  • Accessibility: nonton drakor nggak repot harus nungguin di depan televisi kayak 10 tahun silam, karena kini banyak penyedia layanan online dengan kualitas suara dan gambar yang bagus, dan dilengkapi dengan translate banyak bahasa termasuk bahasa Indonesia.

    Menonton drakor adalah tentang melihat budaya dan keseharian bangsa Korea Selatan, mendengarkan bahasa Korea Selatan dan memastikan otak ini berjalan membaca terjemahan dalam bahasa Inggris.

    Btw, aku lebih suka nonton drakor dengan terjemahan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Oleh karena itu, nggak heran dong kalau drakor lebih laris dari tontonan manapun di dunia ini, karena sambil tiduran di ranjang bisa nonton drakor dari ponsel.


  • The format: drakor dengan format 16-20 episode bisa mengikat penonton secara emosional dibandingkan film yang sebentar saja. Investasi emosional yang telah ditanam oleh penonton akan membuatnya ingin tahu kelanjutan cerita dan ketika cerita selesai penonton merasa puas.

  • Addictive properties: plot dan segala sesuatu dalam drakor mengikat penonton secara emosional, dan ending yang manis membuat drakor lebih disukai daripada banyak opera sabun asal Amerika yang cenderung sensual.

  • Internationally accepted and loved! bahwa produk K-Wave Korea Selatan diterima warga dunia sebagaimana produk Hollywood dari Amerika Serikat, Bollywood dari India, hingga film China dan Amerika Latin.

    Betapapun bangganya aku misalnya pada Indonesia, kita nggak bisa menyangkal fakta bahwa produk industri hiburan Indonesia tidak diterima masyarakat Internasional semeriah dan semegah ini.

Hal yang misterius dari semua teknik yang digunakan agar drakor menarik adalah: bagaimana para tim dari berbagai Production House melakukan riset, sehingga dalam waktu singkat drakor bisa lebih unggul dari opera sabun produk negara-negara yang sebelumnya berjaya?

Kencangnya produksi drakor kabarnya termasuk mengancam industri opera sabun Amerika lho, karena kini drakor lebih digemari.

Pencapaian Korea Selatan melalui Korean Wave bukanlah sim salabim, melainkan telah melalui kerja keras banyak pihak. Bahkan, sejak tahun 1999 Kementerian Luar Negeri Korea Selatan telah gencar mempromosikan budaya negaranya.

Data dari the Korean Foundation for International Culture Exchange menyatakan bahwa ekspor budaya Korea Selatan ke seluruh dunia telah memberikan keuntungan mencapai US$ 8.2 billion pada 2017. 

Meski dampak drakor nggak seheboh K-Pop, tapi setiap drama yang sedang booming membawa serta kepada dunia ekspor budaya yaitu makanan. Sehingga ketika drama berjudul "Let's Eat" membuat warga dunia tergila-gila, restoran Korea Selatan di seluruh dunia dipadati penduduk lokal yang hendak merasakan sensasi kuliner Korea Selatan yang mereka saksikan dalam drakor fenomenal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun