Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ke Klaten, Perjalanan Mendebarkan Melihat Sumber Air Purba Berusia 1.500 Tahun

19 Oktober 2018   19:14 Diperbarui: 22 Oktober 2018   01:02 1858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air sebagai sumber kehidupan. Foto: nexshutter


Meski  aku dan teman-teman mendapatkan kesempatan melihat pabrik Aqua dari  dekat, sayangnya saat itu pabrik sedang dalam proses perawatan. Sehingga  kami tidak dapat menyaksikan bagaimana proses satu botol Aqua dibuat  hingga siap dipasarkan. Suasana di dalam pabrik cenderung sunyi dan  satu-satunya sumber keramaian berasal dari keriuhan kami saat berdiskusi  dengan tim dari Aqua. Di bagian lain, kulihat ratusan botol Aqua ukuran  600ml berbaris rapi, seperti prajurit yang menunggu komando untuk terus  berperang atau pulang rumah. Sementara di bagian lain lagi kulihat  tumpukan kardus yang mungkin berisi botol-botol Aqua yang siap disimpan  di gudang sebelum dipasarkan. 

Keadaan  pabrik sangat bersih dan rapi, juga dilengkapi dengan berbagai papan  pengumuman atau nilai-nilai untuk mendukung keselamatan kerja. Bahkan,  ada sebuah banner yang isinya memberitahukan agar pekerja tidak  membawa ponsel ke dalam bangunan pabrik karena akan membahayakan nyawa.  Setelah merasa puas dengan informasi dan pengalaman yang kuperoleh,  kulangkahkan kaki ke luar, tercebur kembali ke dalam gelimang cahaya  matahari.


Lantas  aku bergabung dengan tim dari Aqua dan teman-temanku yang tengah  berdiri asyik memandangi sebuah kertas yang ditempel di dinding. Kertas  itu berisi informasi mengenai Diagram Alir Proses Water Treatment SPS 1  Aqua Klaten. Ternyata, satu botol Aqua yang biasa aku konsumsi  sehari-hari telah menjalani proses yang sangat panjang sebelum sampai di  tanganku. Secara garis besar, air dari sumber air Aqua tidak langsung  dimasukkan ke botol atau galon, melainkan melalui serangkaian proses  seperti penyaringan partikel besar, penyaringan partikel halus,  penyuntikan ozon, proses pembentukan gas ozon, proses destruksi ozon dan  proses lainnya hingga air dinyatakan siap konsumsi. Melihat betapa  panjangnya proses tersebut, pikiranku melayang pada satu perbuatan dosa  saat menyia-nyiakan air dengan tidak mengonsumsinya dengan benar.  Teringat juga kebiasaan buruk orang-orang yang seringkali tidak  menghabiskan air didalam botol Aqua hanya karena ia membelinya dengan  harga murah. 


Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Tirta Investama (Aqua) memiliki kebijakan lingkungan yaitu Water Ground Policy dalam pengelolaan lingkungan. Kebijakan ini mulai diberlakukan sejak  2006 dengan pengembangan model inovatif yang disebut Aqua Lestari.  Inovasi ini merupakan payung inisiatif pengembangan pembangunan  berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Demi ikhtiarnya sebagai green company, Aqua juga melakukan beberapa perubahan krusial dalam core businessnya,  seperti: penghematan dan efisiensi energi; inovasi kemasan yang ramah  lingkungan dan higienis; pengelolaan limbah yang efektif; dan  berinvestasi di restorasi alam melalui strategi besar konservasi air. 

Perubahan  baik yang dilakukan Aqua dalam komitenya terhadap pembangunan  berkelanjutan ditunjukkan dengan kampanye gerakan #BijakBerplastik.  Kampanye ini sendiri diawali dengan komitmen Aqua mengurangi penggunaan  material plastik dalam kemasan botol dan galon Aqua seperti peniadaan  segel plastik di bagian penutup botol, pengurangan bobot kemasan lebih  dari 20% untuk setiap kategori, giat melakukan kampanye daur ulang di  kota-kota besar di Indonesia, hingga komitmen membuat kemasan yang dapat  didaur ulang 100% dalam upaya meningkatkan proporsi plastik plastik  daur ulang sebanyak 50% pada 2025. 


Upaya  baik ini merupakan langkah merubah sudut pandang dunia usaha dalam  menciptakan produk. Hal ini sejalan dengan perubahan model dalam dunia  usaha yang sedang dikembangkan di berbagai negara, yaitu dari linier economy ke circular economy. Jika dalam model linier economy setiap barang diproduksi dan dikonsumsi berakhir di tempat sampah, dengan model circular economy setiap sampah dari produk akan didaur ulang untuk menciptakan siklus  hidup baru sebagai produk baru, sehingga bisnis menjadi nol sampah.  Dengan menggunakan model bisnis yang ramah lingkungan, maka Aqua  menggunakan circular packaging di mana lebih dari 70% kemasan sudah merupakan circular packaging dan 98% recyclable packaging atau dapat didaur ulang. 

Dalam  rangka mewujudkan model ekonomi sirkular ini, Aqua memiliki 6 pusat  pengumpulan sampah di Jawa, Bali dan Lombok yang mampu menampung lebih  dari 12.000 metrik ton /tahun botol plastik dan 1.000 ton kertas.  Kegiatan daur ulang sampah Aqua telah mencipakan siklus hidup baru untuk  plastik kemasan bekas seperti pakaian, aspal, tatakan galon dan  sebagainya. Salah satu contoh yang unik adalah bahwa dari 8 botol  plastik bekas dapat disulap menjadi sebuah kaos! Contohnya adalah kaos  berwarna biru yang dikenakan oleh Bang Rama Zakaria berikut ini: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun