"Spirit of Asia" Bersinar dari Kampung-kampung Asian Games

Tentu  masih hangat dalam ingatan kita ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta  melakukan sebuah kebijakan tak biasa dengan menutup Sungai Sentiong  dengan jaring hitam. Alasan utamanya demi kenyamanan atlet peserta Asian  Games yang akan menempati Wisma Atlet Kemayoran. 

Masa iya sewaktu para  atlet membuka tirai jendela dengan pemandangan Kali Item yang tidak  sedang dipandang. Bisa menurunkan semangat bertanding, bukan? 

Alhasil  kebijakan tersebut menuai pro-kontra. Terlebih dari pakar lingkungan  dan tata kota yang menganggap kebijakan tersebut salah kaprah, terkesan  bodoh dan menyimpan bahaya lebih besar di kemudian hari. Karena  kontroversial, kebijakan tersebut bahkan mendapat perhatian media  internasional seperti Channel News Asia.

Meskipun  demikian, dari kasus tersebut kita dapat memetik hikmah berupa semangat  positif yang masih melekat pada warga negara Indonesia. Bahwa sebagai  tuan rumah kegiatan internasional, kita akan berusaha memberikan yang  terbaik kepada para tamu yang hendak berkunjung, termasuk lingkungan  yang bersih nan sedap dipandang mata. 

Kebijakan tersebut kemudian  memberi inspirasi kepada warga untuk membersihkan dan menghiasi kampung  masing-masing demi meramaikan Asian Games 2018. Ini pesta, Bung! Semua  harus bergabung dalam kegembiraan tiada kecuali, seolah itulah pesan  dari semangat warga yang begitu bergelora. Itulah Spirit of Asia yang  sebenarnya, bukan?

Ya,  dari seluruh persiapan yang dilakukan berbagai pihak demi  terselenggaranya Asian Games ke 18 di Jakarta dan Palembang ini,  semangat warga dalam membenahi kampung mereka menjadi perhatianku.  

Bayangkan saja, ditengah hiruk pikuk adu jotos kekuatan politik beserta  pendukung masing-masing yang membuat kepala pusing tujuh keliling.  Justru dengan bergotong royong dan semangat persatuan warga menampar  telak mereka yang sedang membuat runyam kehidupan berbangsa dan  bernegara.Apa yang dilakukan warga sederhana saja sebenarnya, membenahi  dan mewarnai kampung mereka. 

Kegembiraan dan Kebersamaan

Jika  melihat dari meriahnya kampung-kampung Asian Games 2018, kita dapat  melihat semangat kegembiraan dan kebersamaan di sana. Layaknya sedang  menyiapkan sebuah pesta, seluruh warga ikut berkontribusi mulai dari  membersihkan, membenahi, mewarnai hingga membuat mural. Kampung-kampung  yang sebelumnya mungkin kotor dan kumuh, kini bersih dan semarak.  

Di mana-mana terdapat pesan tentang semangat juang yang tentu saja  menjadi ciri khas setiap pertandingan olahraga. Seakan-akan warga ingin  mengatakan kepada dunia "Hei, welcome to Indonesia, the most wonderful  country in the world!"

Semangat  kegembiraan dan kebersamaan ini tidak saja melanda warga Jakarta dan  Palembang yang memang merupakan kota yang menjadi lokasi utama Asian  Games 2018. Bahkan semangat ini sampai juga ke Solo, Cilacap, Gresik,  hingga Jember. 

Di Solo misalnya, secara bergotong royong warga membuat  mural atlit kebanggaan Indonesia hingga Presiden Jokowi. Sementara di  Jember sebanyak 1.000 anggota Pramuka dari Jember dan Lumajang  bersama-sama membuat lukisan bertema Asian Games 2018 di tiga kampung.  Wah, spirit Asian Games 2018 di pulau Jawa benar-benar bersinar ya. 

Kampung Asian Games 2018 di Pucang Sawit, Solo, Jawa Tengah (sumber: antaranews.com)

Hal  lain yang perlu diapresiasi dari semangat warga dalam memeriahkan Asian  Games 2018 ini menunjukkan kepada kita bahwa masih kokohnya semangat  persatuan bangsa. Publik yang dalam beberapa tahun terakhir ini dipecah  belah oleh berbagai isu SARA hingga unggahan bernada kebencian dan hoax  di media sosial kembali menemukan semangat persatuan. 

Betul memang jika  olahraga merupakan ajang kompetisi yang justru dapat mempererat  persatuan dan kesatuan bangsa. Meski kita berbeda suku, agama, budaya,  latar belakang dan pendidikan hingga profesi. Pada akhirnya sportifitas  dalam dunia olahraga menyatukan kita. Ah, indahnya persatuan bangsa yang  penuh warna ini. 

Indonesia Sebagai Tuan Rumah yang Baik 

Gelaran  Asian Games ini membuat Indonesia bagai tuan rumah yang hendak  kedatangan tamu-tamu istimewa dari puluhan negara. Oleh karena itu,  kontribusi warga melalui kampung-kampung Asian Games 2018 merupakan  salah satu bentuk kehangatan tuan rumah dalam menyambut tamu-tamu  istimewa tersebut.  

Kita  hendak menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia merupakan negara yang  menyenangkan dan warganya sangat ramah. Siapapun yang berkunjung ke  Indonesia tidak akan menyesal sebab dengan tangan terbuka kita siap  memberi kehangatan khas Indonesia. Dengan demikian, kita akan mampu  menghapus ingatan dunia internasional terkait sejumlah peristiwa yang  merusak nama Indonesia seperti soal terorisme. 

Menang  atau tidak dalam berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan bukan  lagi tujuan. Sebab sebagai tuan rumah, yang pertama-tama harus dilakukan  Indonesia dengan segala elemen bangsa adalah bagaimana kegiatan ini  terselenggara sebagaimana mestinya, melebihi ekspektasi semua pihak.  

Petugas kebersihan dan murah Kampung Tematik di Kemayoran, Jakarta (sumber: antaranews.com)

Belajar  dari tiga maskot Asian Games 2018 yaitu Bhin Bin si burung Cendrawasih,  Atung si Rusa Bawean dan Kaka si Badak Jawa, kita belajar tentang  strategi, kecepatan dan kekuatan. Pun dengan kehadiran kampung-kampung  Asian Games 2018 ini. Selain sebagai strategi untuk mempromosikan  Indonesia sebagai sebuah bangsa yang keren, juga sebagai upaya  menunjukkan kecepatan dan kekuatan kita dalam memberikan dampak positif  bagi kehidupan.

Cobalah  berkunjung ke kampung-kampung tersebut, niscaya hati akan menjadi riang  gembira dan hangat bagai disinari matahari pagi. Kita akan melihat  betapa tindakan sederhana warga memberikan kontribusi positif bagi nama  baik bangsa. Semua upaya itu jelas #UntukmuIndonesia demi mensukseskan  #AsianGames2018