Mohon tunggu...
Wijanto Hadipuro
Wijanto Hadipuro Mohon Tunggu... Peneliti dan penulis

Saya pensiunan tenaga pengajar yang senang menulis tentang apa saja. Tulisan saya tersebar di Facebook, blogspot.com, beberapa media masa dan tentunya di Kompasiana. Beberapa tulisan sudah diterbitkan ke dalam beberapa buku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Salib Besar dan Salib Kecil dalam Pernikahan

16 September 2025   08:32 Diperbarui: 17 September 2025   17:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Minggu tanggal 14 September 2025 Gereja Katolik merayakan Pesta Salib Suci. Melalui pesta ini umat Katolik diingatkan tentang begitu besarnya kasih Tuhan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. 

Detiksulsel (14/9/2025) menuliskan 'Salib bukan sekedar lambang penderitaan, tetapi tanda kemenangan KASIH (huruf besar dari saya) yang mengalahkan dosa dan maut. Melalui salib, Yesus menunjukkan jalan keselamatan yang lahir dari KERENDAHAN HATI (huruf besar dari saya) dan KETAATAN PENUH (juga dari saya) kepada kehendak Bapa'.

Renungan harian yang saya kutipkan dari detiksulsel benar-benar menggenapi Bacaan-bacaan dalam Misa dan homili yang disampaikan oleh Frater Yoseph Bambang Pamungkas di Gereja Katedral Semarang Minggu jam 08.00. Tiga kata kunci berita detiksulsel: kasih, kerendahan hati dan ketaatan penuh kepada kehendak Bapa menjadi landasan dari refleksi saya, terkhusus pada pernikahan saya.

Salah satu bagian homili Frater yang menarik bagi saya adalah tentang orang yang dalam penjara. Orang yang terkena jerat kasus narkotika itu mengatakan, 'Saya ini sedang memanggul salib, Romo'. Menurut Frater, salib seperti yang disampaikan orang tersebut adalah salib yang dibuat-buat sendiri. Padahal salib seharusnya dimaknai sebagai konsekuensi untuk mengikuti Yesus secara lebih tulus dan lebih total.

Refleksi

Saya jadi teringat sebuah kisah tentang salib kecil dan salib besar yang dipanggul setiap orang, dan fungsi salib besar saat orang-orang yang memanggul salib harus melewati sebuah jurang. Hebatnya jejak digital, adalah kisah yang lamat-lamat ada dalam ingatan saya, ternyata bisa saya telusur di Google. Akhirnya saya pun dapat menemukan kisah salib kecil dan besar tersebut di internet.

Adalah situs Christian Moral Stories yang membuat ingatan saya tentang kisah salib kecil dan salib besar dapat saya tuliskan kembali dengan benar. Judul tulisannya adalah 'Menyeberangi Sungai dengan Menggunakan Salib'. Berikut ringkasannya dengan sedikit penyesuaian.

'Seorang pria harus menanggung banyak cobaan, masalah, godaan dan kesengsaraan dalam hidupnya. Di suatu momen depresi yang mendalam, ia bertanya kepada Tuhan, mengapa ia terus-menerus dihadapkan pada penderitaan dan rasa sakit. Tuhan menjawab pertanyaannya dalam sebuah mimpi.'

Dalam mimpinya, 'Ia melihat kerumunan orang bergerak maju menuju surga bersamanya. Setiap orang membawa kayu salib. Ia mendapati salib yang dibawanya lebih besar dibandingkan dengan salib yang dibawa orang lain. Timbul keinginan untuk meringankan beban salibnya. Saat dia melihat ada gergaji, ia memotong sebagian besar salibnya. Salib yang membebaninya menjadi lebih ringan. Ia pun menjadi sangat senang.'

'Surga kebahagiaan tampak dari kejauhan. Dengan salibnya yang ringan, dia dapat bergerak lebih cepat dibandingkan dengan orang lain seperjalannya. Tiba-tiba ia melihat sebuah jurang. Rekan-rekan seperjalanannya menempatkan salib mereka di atas jurang sebagai jembatan dan mereka dengan mudah menyeberangi jurang tersebut.'

'Namun, salibnya yang dia perpendek, ternyata terlalu pendek untuk membantunya. Akhirnya dia berdiri sendirian, tak berdaya dan putus asa. Sementara orang lain dengan mudah menyeberangi jurang dengan salib mereka. Ia meratap karena telah menghalangi jalannya menuju kemuliaan dengan cara bodoh memperpendek salibnya.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun