Setelah mengunduh dan mempelajari aplikasi Google Translate, ternyata aplikasi (sekali lagi kita perlu mengunduh aplikasi Google Translate ini dari Google Play Store) ini punya kemampuan menerjemahkan bukan hanya real-time seperti TWS Penerjemah, tetapi juga mampu menerjemahkan papan petunjuk yang tidak menggunakan huruf latin, misalnya.
Caranya pun sederhana. Buka aplikasi Google Translate yang sudah ter-instal di HP kita. Lalu pilih bahasa yang akan diterjemahkan. Misal Indonesia ke Bahasa Thailand.Â
Lalu klik menu 'percakapan'. Setelah itu, kita tinggal berbicara dalam Bahasa Indonesia. Misal 'Apa kabar?' Di layar HP kita akan tertulis kalimat yang kita ucapkan dan juga tertulis kalimat terjemahannya. Jika kita menginginkan Google menyampaikannya secara lisan, kita tinggal meng-klik gambar microphone di samping terjemahannya.
Lalu kita ganti bahasa yang diterjemahkan dari Inggris ke Indonesia dengan meng-klik tanda bolak-balik, saat lawan bicara kita berbicara.Â
Tentunya kita cukup membaca kalimat terjemahan yang tertulis di layar HP kita, tanpa perlu meng-klik gambar microphone. Kita lakukan hal serupa secara berulang, saat melakukan percakapan.
Google Translate juga bisa menerjemahkan papan pengumuman, yang ditulis dalam bukan huruf latin. Misalnya, saat kita berwisata ke Jepang. Kita menemukan papan petunjuk yang tertulis dalam huruf kanji. Kembali kita gunakan aplikasi Google Translate. Yang kita klik bukan percakapan, tetapi kamera.Â
Kita arahkan kamera pada papan petunjuk tersebut, maka di layar HP kita, kita bisa membaca papan petunjuk ataupun teks panjang lainnya dalam Bahasa Indonesia. Tentunya jangan lupa, kita tentukan kita akan menerjemahkan Bahasa Jepang ke Bahasa Indonesia. Mudah sekali, bukan?
Google Maps
Aplikasi ini sudah sangat populer di Indonesia. Meskipun demikian di Indonesia, termasuk saya sendiri pernah diarahkan ke jalan-jalan alternatif yang membuat saya was-was. Google Maps, di luar keluhan kesalahannya, sering mengarahkan kita ke jalan terpendek termasuk melalui jalan alternatif kecil dan sepi.
Saya punya pengalaman agak mencemaskan menggunakan Google Maps saat bepergian dari Purwokerto ke Bobotsari melalui Padamara (Purbalingga). Jalan sempit masuk di antara sawah-sawah membuat saya ragu, meskipun akhirnya saya memang bisa sampai Bobotsari dengan lebih cepat.
Dengan berbagai keluhannya, Google Maps termasuk aplikasi yang cukup handal dan mudah dipahami untuk menunjukkan arah. Istri dan anak saya sudah membuktikannya saat mereka berdua pergi ke Singapura dan Thailand.