Kisah orang Samaria yang membantu orang Yahudi yang menjadi korban perampokan (Lukas 10:25-37) benar-benar sangat inspiratif bagi saya. Seorang imam dan orang Lewi yang punya peran penting dalam keagamaan saja, dikisahkan, hanya melewati orang Yahudi tersebut. Tetapi orang Samaria yang dipandang rendah oleh orang Yahudi, justru 'tergerak' dan 'bertindak' membantu orang Yahudi korban perampokan.
Menginspirasi untuk 'Melihat', 'Tergerak' dan 'Bertindak'
Seorang biarawati rekan kerja saya pernah menyampaikan kepada saya, bahwa seorang guru atau dosen seharusnya membawa aura positif ke dalam kelas. Jangan sampai seorang guru atau dosen malahan terbawa aura negatif kelas, misalnya kelas yang berisik, murid atau mahasiswa yang tidak antusias, dan sejenisnya.
Sampai terakhir saya mengajar dua tahun yang lalu, saya lebih sering terbawa aura kelas. Jika aura kelas positif, saya terbawa bersemangat. Tetapi jika aura kelas negatif, saya menjadi tidak antusias dalam mengajar. Sebenarnya saya ingin menjadi dosen yang mampu membawa aura positif ke dalam kelas, tapi apa daya saya sampai pensiun pun belum mampu.
Lalu seperti apa konkritnya orang secara umum bisa menginspirasi orang lain, bukan hanya membuat orang lain 'melihat' tetapi juga 'tergerak' dan 'bertindak'. Bagi saya membuat orang lain, khususnya mahasiswa untuk 'melihat', 'tergerak' dan 'bertindak' sangatlah penting, mengingat bidang kajian saya adalah Lingkungan Hidup. Bagaimana mahasiswa tidak hanya belajar tentang polusi, misalnya, tetapi juga 'tergerak' dan 'bertindak' untuk mengurangi polusi.
Meskipun saya seorang penganut agama Katolik, saya juga banyak terinspirasi oleh pemuka agama selain Katolik. Di luar kontroversi kasusnya Ustaz Yusuf Mansyur adalah pemuka agama yang mampu membuat jamaahnya 'melihat' pentingnya sedekah, membuat jamaahnya 'tergerak', dan akhirnya 'bertindak' memberikan sedekah.
Namun, kisah yang dulu ingin saya jadikan contoh bagi saya dalam mengajar Bidang Kajian Lingkungan Hidup adalah kisah almarhum Pendeta Petrus Agung Purnomo membangun Gereja Jemaat Kristen Indonesia Injil Kerajaan (lihat https://newchapter.jkiinjilkerajaan.org/pendiri/).
Di dalam situs tersebut dikisahkan bagaimana almarhum Pendeta Petrus Agung Purnomo dua kali mempersembahkan mobil dan hartanya untuk membangun gereja tersebut. Persembahan beliau membuat jemaatnya bukan hanya 'melihat' pendetanya memberikan persembahan, tetapi mampu membuat jemaatnya juga 'tergerak' dan 'bertindak' memberikan persembahan untuk membangun gerejanya.
Semasa beliau masih hidup, saya sempat mendengarkan kotbahnya, dan menurut saya melalui kotbahnya beliau memang mampu membuat orang 'melihat', 'tergerak' dan 'bertindak' seperti kisah orang Samaria di Injil Lukas yang saya kutip di awal tulisan ini.
Saya sudah berusaha belajar, tetapi memang tidak mudah untuk membuat orang lain, khususnya mahasiswa saya, untuk 'melihat', 'tergerak' dan 'bertindak' menyelamatkan lingkungan hidup kita yang sudah rusak. Memang benar-benar tidak mudah.
'Belajar' dari Homili Romo