Sastra sebagai bagian yang merekonstruksi perkembangan jiwa anak tak lagi dilirik. Tak ada lagi ketokohan yang meriuh macam Tom Sawyer, Hucklibery Finn, atau cerita bersahaja petualangan anak-anak Bangka Belitung lewat kisah Laskar Pelanginya Andreas Hirata. Ruang kelas dunia pendidikan senyap sunyi dari gelanggang imajinasi sastra. Akankah kondisi seperti bak jalan tak ada ujung ?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!