Mohon tunggu...
Widodo Febri Utomo
Widodo Febri Utomo Mohon Tunggu... Editor - Santri dan Mahasiswa

Instagram : Widodo_febriutomo Facebook : Widodo ( Widodo Febri Utomo ) Twitter : @WidodoFebriU_

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Broken Home Terjadi, Psikologi Anak Tak Terkendali

22 Oktober 2019   11:14 Diperbarui: 10 Juli 2020   15:28 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan tuntunan Allah sebagai tujuan akhir hidup muslim. Tanggung jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab kepada Allah.

Agar tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak dapat terealisasi, maka perlu ditempuh dengan berbagai cara, antara lain:

1) Adanya kesadaran orang tua akan tanggung jawab pendidikan dan membina anak terus menerus.

2) Orang tua perlu dibekali dengan teori-teori pendidikan atau bagaimana caracara mendidik anak.

3) Disamping itu orang tua perlu juga meningkatkan ilmu dan keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, dengan cara belajar terus menerus.

Perbedaan Sikap antara anak yang broken home dengan yang tidak adalah :

  • Perbedaan dalam prestasi belajar --> Anak yang mengalami masalah keluarga cenderung putus asa dalam mengatasi masalahnya mungkin karena kurangnya dukungan dari keluarga itu sendiri , sehingga hal seperti ini akan berdampak terhadap prestasi belajarnya. Padahal kita ketahui bersama bahwa dukungan dari orang tua itu sangat penting, sangat dibutuhkan dan bahkan sangat diharapkan dari seorang anak. Jika didalam permasalahan belajarnya tidak ada pembimbing atau penasehat yaitu Orang tua yang seharusnya berperan disini , maka kurangnya rasa dukungan itu akan menambah putus asa anak didalam belajarnya.
  • Perbedaan Kepribadian --> Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri seorang terhadap lingkungan (Atkinson, dkk,1996). Definisi tersebut menyiratkan adanya konsistensi perilaku, bahwa orang cenderung untuk bertindak atau berpikir dengan cara tertentu dalam berbagai situasi. Kepribadian juga menyiratkan adanya karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain.
  • Perbedaan dalam bersosialisasi --> Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat . Anak yang seringkali aktif didalam berkeluarga dan yang sering berinteraksi dengan keluarga cenderung lebih aktif juga didalam menjalin interaksi atau sosialisasi dengan lingkungan sekitar, dan begitu juga sebaliknya. Bahkan anak seringkali memendam masalahnya sendiri dikarenakan tidak ada orang yang bisa dia jadikan sebagai pendidik atau pemberi saran didalam setiap masalahnya ataupun didalam perilakunya sehari hari.

Cara mengatasi Psikologi anak yang broken home adalah :

  • Mencari tempat berbagi selain kedua orangtua untuk anak --> Salah satu cara mengatasi psikologi anak supaya tidak ada rasa putus asa dan rasa menyendiri didalam hidupnya adalah dengan menitipkan anak ke saudara , nenek atau kakek. Karena dengan begitu anak akan mendapat kasih sayang keluarga walaupun bukan dari keluarga aslinya. setidaknya hal ini bisa mengurangi rasa kurangnya kasih sayang keluarga .
  • Orang tua harus tetap menjalin komunikasi --> Sering kita temui beberapa keluarga yang mengalami broken home justru tidak muncul komunikasi didalamnya walaupun sudah bercerai seharusnya keluarga tetap menjalin komunikasi. Hal ini dilakukan untuk menjadikan rasa percaya diri anak bahwa keluarganya masih terjalin , keluarganya belum bercerai sepenuhnya dan pastinya kembali lagi semua demi kasih sayang kepada anak.
  • Mengajak anak berpikiran positif --> Jika memang dirasa didalam komunikasi sudah tidak bisa terjalin dengan baik , maka yang harus dilakukan adalah berusaha mengajak anak untuk berpikiran positif tentunya dengan berbagai macam perkataan yang mengarah ke hal positif dan bisa dipahami oleh anak.

            Namun, semua itu tergantung bagaimana cara asuh yang di lakukan orang tua kepada anak itu sendiri , John W. Santrock (20112:87) ada beberapa macam pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anak , yaitu :

  • Pengasuhan otoriter adalah membatasi dan menghukum. Orangtua yang otoriter mendesak anak-anak untuk mengikuti petunjuk mereka dan menghormati mereka. Mereka menempatkan batasan tegas dan kontrol terhadap anak-anak mereka dan memungkinkan sedikit pertukaran verbal. Misalnya, orangtua yang otoriter mungkin berkata, "Lakukan cara saya atau yang lain. Tidak akan ada diskusi!" Anak-anak dari orangtua yang otoriter sering berperilaku dengan cara yang secara sosial tidak kompeten. Mereka cenderung merasa cemas mengenai perbandingan sosial, gagal untuk memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk.
  • Pengasuhan otoritatif mendorong anak-anak untuk menjadi mandiri, namun masih menempatkan batas dan kontrol pada tindakan mereka. Proses memberi dan menerima secara verbal diperbolehkan, dan orangtua yang melakukan memelihara dan memberi dukungan. Anak-anak yang orangtuanya otoritatif sering berperilaku dengan cara yang secara sosial kompeten. Mereka cenderung mandiri, menunda kepuasan, bergaul dengan rekan sebaya mereka, dan menunjukkan harga diri yang tinggi. Karena hasilnya positif, Baumrind sangat mendukung pola asuh otoritatif.
  • Pengasuhan pengabaian adalah gaya pengasuhan di mana orangtua tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Anak-anak dari orangtua yang lalai mengembangkan rasa bahwa aspek-aspek lain dari kehidupan orangtua mereka lebih penting daripada mereka. Mereka cenderung untuk berperilaku dengan cara sosial kompeten sebagai akibat dari kurangnya kontrol diri dan kesulitan dalam menangani kemerdekaan. Anak-anak seperti biasanya tidak termotivasi untuk berprestasi.
  • Pengasuhan memanjakan adalah gaya terlibat dengan anak-anak mereka, tetapi menempatkan beberapa batasan atau pembatasan pada perilaku mereka. Para orangtua sering membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang mereka inginkan dan melakukan cara mereka sendiri karena mereka percaya bahwa kombinasi dari dukungan pengasuhan dan kurangnya pembatasan akan menghasilkan anak kreatif dan percaya diri. Hasilnya adalah bahwa anak-anak biasanya tidak belajar untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri. Orangtua yang memanjakan tidak memperhitungkan perkembangan anak secara keseluruhan.

SIMPULAN

Psikologi anak bisa dikatakan sangat berdampak pada perilaku keseharian anak itu sendiri didalam menjalani. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan antara anak yang mempunyai kedua orang tua yang harmonis dengan kedua orang tua yang mengalami perceraian atau yang sering kali kita kenal dengan istilah " Broken Home ". Ada beberapa dampak tersendiri yang muncul pada setiap anak . Maka dari itu diperlukan cara cara tersendiri didalam mengatasinya . Dampak perceraian terhadap psikologi anak : Bisu dan suka menyendiri , Kurangnya kasih sayang , Psikologi agama terganggu , Kurang pergaulan , Kehidupan dalam tekanan dll.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun