Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membekali Murid Sejak Dini: Strategi Guru Mempersiapkan Generasi Siap Kerja dan Cipta Lapangan Kerja

4 Oktober 2025   07:46 Diperbarui: 4 Oktober 2025   07:46 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membekali Murid Sejak Dini: Strategi Guru Mempersiapkan Generasi Siap Kerja dan Cipta Lapangan Kerja

 

Pendahuluan

Indonesia Emas 2045 adalah visi besar Bangsa Indonesia. Mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global sejak dini merupakan salah satu peran guru sebagai kompas pembelajar yang vital di tengah arus perubahan teknologi, sosial, dan ekonomi.

Guru adalah pemantik transformasi yang setiap harinya menanamkan nilai, keterampilan, dan harapan kepada generasi penerus. Namun, tantangan dunia kerja kini menuntut pendekatan baru: pendidikan yang tidak hanya akademik, tetapi juga kontekstual, reflektif, dan relevan dengan realitas kehidupan.

Strategi guru dapat dimulai dengan menumbuhkan karakter dan keterampilan sejak dini melalui pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), penguatan soft skills (komunikasi, kepemimpinan, empati, integritas), literasi digital, serta pendidikan vokasi dan kewirausahaan. Dengan demikian, murid tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu menciptakan peluang kerja.

A. Latar Belakang dan Refleksi Guru

Sebagai seorang guru, saya sering merenungkan bahwa pendidikan kini bukan lagi sebatas penyampaian materi pelajaran, melainkan pembentukan manusia seutuhnya. Murid hadir dengan latar belakang dan potensi beragam yang menuntut pendekatan kreatif.

Tantangan pendidikan semakin kompleks: derasnya arus teknologi informasi, perubahan sosial-ekonomi, hingga risiko disinformasi. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing moral yang mampu menjaga keseimbangan dalam banjir informasi.

Oleh karena itu, guru masa kini harus terus memperbarui kompetensinya. Pelatihan, seminar, literasi berkelanjutan, dan keterbukaan terhadap inovasi menjadi syarat mutlak agar guru siap menghadapi tantangan global.

B. Strategi Pembelajaran -- Metode, Pendekatan, dan Kurikulum

Strategi pembelajaran yang efektif adalah yang berpihak pada murid, menumbuhkan karakter, serta mengasah keterampilan abad 21: berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas.

  1. Metode Project Based Learning (PjBL)
    Murid diarahkan mengerjakan proyek nyata yang relevan. Contoh: membuat scrapbook keluarga sebagai kolaborasi lintas mata pelajaran. Proyek ini menguatkan literasi, nilai keluarga, kreativitas seni, dan refleksi diri.
  2. Metode Problem Based Learning (PBL)
    Murid diberikan masalah nyata, misalnya: "Bagaimana cara mengurangi sampah plastik di sekolah?" Mereka kemudian mencari data, merancang solusi, dan mempresentasikan hasil.
  3. Pembelajaran Kewirausahaan
    Murid dapat dilatih membuat produk sederhana, memasarkannya di sekolah, lalu mengevaluasi hasil. Dari sini, jiwa wirausaha dan kemandirian terbentuk sejak dini.
  4. Pembelajaran Berbasis IT
    Guru memanfaatkan platform digital, riset daring, pembuatan konten kreatif (video, podcast, blog), serta aplikasi presentasi modern.

C. Ekstrakurikuler dan Kokurikuler: Pembentukan Karakter dan Multi Talenta

Sekolah bukan sekadar ruang akademik, tetapi juga ruang pembentukan karakter.

  • Ekstrakurikuler Keagamaan pengajian, retret, pesantren kilat, atau lomba rohani, untuk menumbuhkan akhlak mulia dan spiritualitas.
  • Kokurikuler klub literasi, debat ilmiah, diskusi sosial, atau kegiatan masyarakat.
  • Penyaluran Bakat dan Minat seni, olahraga, teknologi, kepemimpinan, yang memberi murid ruang untuk menjadi pribadi multi talenta.

D. Gagasan Visioner dan Implementasi

Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, pendidikan masa depan perlu menekankan:

  1. Murid sebagai subjek aktif dalam membangun pengetahuan.
  2. Integrasi teknologi dan literasi digital agar murid produktif di era 5.0.
  3. Pendidikan karakter dan humanis yang menumbuhkan kecerdasan emosional dan sosial.
  4. Kurikulum fleksibel dan adaptif sesuai dinamika global.

Implementasi nyata dapat dilakukan melalui PjBL, PBL, pemanfaatan IT, kemitraan dengan industri, serta penguatan ekstrakurikuler untuk mendukung pengembangan multi talenta murid.

E. Analisis Kritis: Kebijakan dan Tantangan

Kurikulum Merdeka membawa semangat positif, namun implementasinya masih menghadapi kendala:

  • Tidak semua guru siap dengan PjBL atau PBL.
  • Ketimpangan sarana antara kota dan desa.
  • Beban administrasi guru yang masih berat.

Tantangan sistemik meliputi kesenjangan akses pendidikan, budaya mengejar nilai ujian, kesejahteraan guru, dan keterputusan sekolah dengan dunia kerja.

Kebutuhan perubahan:

  1. Pemerataan fasilitas pendidikan.
  2. Peningkatan kompetensi guru melalui pendampingan nyata.
  3. Reformasi evaluasi berbasis portofolio dan proyek.
  4. Kemitraan sekolah--industri untuk menyiapkan murid menghadapi realitas kerja.

Penutup dan Tindak Lanjut

Harapan pendidikan Indonesia adalah lahirnya generasi cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global. Hal ini hanya mungkin terwujud melalui kolaborasi guru, murid, orang tua, pemerintah, industri, dan masyarakat.

Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti:

  • Pemerataan sarana pendidikan.
  • Peningkatan kompetensi guru.
  • Kurikulum adaptif yang berpihak pada murid.

Mari jadikan pendidikan sebagai gerakan bersama. Dengan kolaborasi dan komitmen, visi Indonesia Emas 2045 dapat diwujudkan bukan hanya sebagai slogan, tetapi kenyataan yang membanggakan.

Daftar Pustaka

  • Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
  • Triwiyanto, T. (2019). Gelombang Liberalisme Pendidikan. Jakarta: Kompas Penerbit Buku.
  • Gamal, M. (2023). Penguatan Share Values dan Corporate Culture. Bogor: IPB Press.
  • Kemendikbudristek. (2022). Kurikulum Merdeka: Filosofi, prinsip, dan implementasi. Jakarta: Kemendikbudristek.
  • Tilaar, H. A. R. (2012). Perubahan sosial dan pendidikan: Pengantar pedagogik transformatif untuk Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Tengerang, 4 Oktober 2025
Oleh: Widodo, S.Pd.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun